Senin, 08 Februari 2010

SESUAP RIZKI YANG BERKAH

SESUAP RIZKI YANG BERKAH


ا للهم اجعل رزق آل محمد قوتا

Ya Allah berilah rizki kelurga Muhammad sesuap saja.
) HR.Bukhari Muslim )

Mengapa permintaan Rasulullah hanya sesuap rizki saja? Padahal seandainya beliau meminta rizki sebesar gunung emas, pasti Allah mengabulkannya, dan secara Kun Fayakun beliau langsung menjadi orang terkaya didunia. Hanya ada satu jawabanya, yaitu Beliau tidak ingin harta dunia ini mengganggu ibadahnya dan menjauhkanya dari mengingat Allah.
Disisi lain beliau adalah pemimpin dunia, Mekah dan Madinah berada dibawah kekuasaannya, kekayaan terbentang luas dihadapanya, namun sedikitpun beliau tidak tergoda dengan gemerlapnya duniawi.
Beliau bukanlah manusia yang tamak harta ataupun tahta, akan tetapi Beliau adalah sosok teladan sederhana yang jauh dari kemewahan dan berlebih-lebihan. Kezuhudan beliau dalam urusan duniawi patut dicontoh bagi seluruh umat manusia.
Bahkan pernah beliau sekeluarga pernah tidak makan tiga hari berturut-turut, karena tidak ada persediaan gandum untuk dimasak, dan ketika beliau meninggalkan dunia ini, ternyata baju besinya masih tergadai ditangan orang Yahudi sebagai jaminan hutang.

ماشبع آل محمد منذ قدم المدينة من طعام البر ثلاث ليال
تبعا حتى قبض

Keluarga Muhammad SAW dalam keadaan lapar selama tiga hari berturut-turut semenjak datang dari madinah, sampai beliau diwafatkan oleh Allah ( HR. Bukhari- muslim )

Suatu ketika datang wanita Anshar menghadap Aisyah R.A ( istri Rasulullah ) kemudian ia melihat alas tidur Rasulullah telah lusuh dan kasar, maka seketika itu wanita Anshar langsung pulang dan mengambil alas tidur yang halus yang terbuat dari wol untuk dihadiahkan pada Rasulullah, lalu alas itu dititipkan kepada Aisyah untuk disampaikan Rasulullah. Sesampainya alas itu ketangan Rasulullah, maka beliau bertanya : Apa ini wahai Aisyah? Aisyah menjawab: Ini adalah alas tidur, hadiah dari wanita Anshar yang iba melihat alas tidurmu yang sudah lusuh. Maka seketika itu Rasulullah SAW berkata A’isyah : Wahai A’isyah.., kembalikanlah alas ini kepemiliknya! Rasulullah mengucapkannya tiga kali, karena Aisyah merasa keberatan , lalu beliau bersabda : Demi Allah, seandainya aku mau maka Allah akan memberikan kepadaku gunung emas dan perak. ( HR. Imam Ahmad )

Subhanallah, dengan kesederhanaan itulah Rasulullah menikmati kehidupannya bersama keluarganya, walaupun terkadang dapur tidak mengepulkan asapnya, tidur dengan tikar yang sudah lusuh, rumah sempit di pojok masjid, beliau tetap sabar dalam bertahan hidup, tidak meminta-minta ataupun menjual harga diri, bahkan ia jadikan keadaan yang serba kekurangan itu sebagai ajang mendekatkan diri kepada Allah.
Suatu ketika rumah Rasulullah tidak mengepulkan asap, maka Urwah salah satu shahabiah bertanya kepada Aisyah istri Rasulullah, “ Wahai Aisyah…Dengan apa kalian hidup ? Aisyah menjawab : Kami hidup dengan seteguk air dan buah kurma.( HR. Ahmad )
Dari Abu Hurairah RA berkata : Suatu ketika Rasulullah SAW dihadiahi hidangan yang masih hangat, kemudian beliau menyantapnya, setelah selesai makan, maka beliau berkata : Segala puji bagi Allah, sudah beberapa hari ini perutku belum terisi makanan. (HR.Ibnu Majah )
Suatu ketika Umar bin Khattab masuk kekamar Rasulullah, pada waktu itu Rasulullah sedang tiduran diatas tikarnya yang lusuh, umar menangis karena melihat goresan bekas tikar dilambung Rasulullah. Kemudian Umar mengarahkan pandangannya kearah langit-langit kamar Rasulullah, disitu tergantung gandum kering yang tak seberapa, maka Rasulullah bertanya : Ada apa denganmu ya Umar, mengapa menangis? Umar menjawab : Wahai Rasulullah para kaisar musuh Allah hidup dengan serba mewah, bergelimangan harta, sedangkan engkau kaisar kekasih Allah hidup dengan keadaan seperti ini ! Lalu Rasulullah bersabda : Apakah engkau ragu wahai Umar ? biarkan mereka memiliki dunia seisinya, dan bagi kita adalah Akhirat ( surga ). ( HR. Bukhari )

Rasulullah mampu bertahan dengan gaya hidup yang seperti itu, hidup yang amat sangat sederhana, tidak lain adalah karena beliau punya motto hidup dibawah ini :

‏اللهم لا عيش إلا عيش الآخرة‏‏‏

“ Ya Allah tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan akhirat” ( HR. Bukhari Muslim )

Ya …. hidup yang sebenarnya hanyalah satu, yaitu kehidupan akhirat, dunia hanya tempat singgah sementara, bukan tempat untuk bermukim selamanya, karena kita hanyalah musafir yang akan segera berangkat menuju desa akhirat.
Maka jika prinsip ini dipegang dan dijadikan sebagai keyakinan yang mendarah daging, tentu dunia sangatlah kecil dimata kita, sebagaimana Rasulullah memandang dunia ini.

لأن أقول : سبحان الله ، والحمد لله ، ولا إله إلا الله ، والله أكبر أحب إلي مما طلعت عليه الشمس

Rasulullah SAW bersabda : “ Sungguh ucapan tasbih subhanallah ( maha suci Allah ), alhamdulillah
( segala puji bagi Allah ), lailaha illallah ( tiada tuhan selain Allah) , Allahu Akbar ( Allah maha besar ) itu lebih aku cintai dari pada seluruh apa yang tersinari matahari ( dunia seisinya . ( HR. Muslim )