MUTIARA HIKMAH LUQMAN HAKIM
(PESAN-PESAN PENDIDIKAN ANAK)
Tulisan ini merupakan intisari dari Tesis Ust. DR. Miftahul Huda
1. Nabi bersabda: sesungguhnya Luqman pernah berkata kepada anaknya, wahai anakku, setialah pada ulama’ dan dengarlah fatwa para ahli hikmah, sebab Alloh menghidupkan hati dengan hikmah, seperti menghidupkan tanah yang tandus dengan siraman air hujan
2. Luqman meletakkan biji sawi pada sebuah kantong yang ditaruh dilambungnya, lalu dengannya ia menasehati anaknya kemudian luqman berkata, wahai anakku: aku sungguh telah menasehatimu dengan sebuah nasehat yang seandainya saya berikan kepada gunung niscaya akan hancur, lalu mendengar ucapan tersebut anaknya langsung tidak sadarkan diri.
3. Nabi bersabda: sesungguhnya Luqman pernah berkata kepada anaknya seraya menasehatinya,wahai anakku, jauhilah sikap berharap yang berlebihan [tanpa diimbangi bekerja], karena sifat itu membawa kesengsaraan diwaktu malam dan siang.
4. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, berharaplah kepada Alloh dengan harapan yang membuat kamu takut berbuat maksiat dan takutlah kepada Alloh dengan takut dimana kamu tidak putus asa terhadap rahmat-Nya.
5. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, biasakanlah mulutmu mengucapkan Allohummaghfir- li, sebab Alloh mempunyai waktu –waktu yang do’a seseorang tidak ditolak dalam waktu tersebut.
6. Wahai anakku datangilah upacara kematian dan jangan mendatangi pesta pengantin, karena jenazah mengingatkan akan akherat, sedangkan pengantin membiusmu untuk menyenangi dunia
7. Wahai anakku, janganlah yang manis langsung kamu telan, dan janganlah yang pahit langsung kamu muntahkan.
8. Datang kepadaku sebuah khabar, bahwasanya Luqma berkata kepada anaknya: saya pernah membawa batu dan besi yang berat, bahkan sesuatu yang lebih berat dari itu semua, namun saya belum pernah merasakan yang lebih berat daripada memiliki tetangga yang jelek budi pekertinya. Wahai anakku, saya telah rasakan semua makanan yang paihit dan tidak ada yang melebihi daripada fakir.
9. Luqman berkata kepada anaknya: wahai anakku, sesungguhnya amal itu tidak bermakna tanpa dilandasi dengan keyakinan, dan barang siapa lemah keyakinannya, maka lemah pula amalnya. Wahai anakku, jika syetan datang padamu dengan membawa keraguan, maka kalahkanlah dengan keyakinan dan nasehat, dan jika datang membawa kemalasan dan putus asa, maka kalahkanlah dengan ingat kubur dan hari kiamat, dan jika datang dengan membiusmu untuk mencintai dunia, maka kalahkanlah dengan satu keyakinan bahwa dunia ini akan ditinggalkan.
10. Luqman berkata kepada anaknya: wahai anakku jadikanlah takwa sebagai harta perdanganmu, niscaya kamu akan beruntung dalam daganganmu tanpa modal.
11. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, sesungguhnya manusia dubagi tiga, sepertiga untuk Alloh, sepertiga untuk dirinya sendiri, dan sepertiga untuk ulat. Adapun yang untuk Alloh adalah ruhnya, untuk manusia adalah amalanya, dan untuk ulat adalah jasadnya.
12. Sesungguhnya ketika Lukman menaseharti anakknya, ia berkata: sesungguhnya jika ada sebuah amal hanya sebesar biji sawipun….lalu Luqman mengambil sebutir biji sawi dan membawanya kenegeri yarmuk lalu membuangnya, kemudian selang beberapa waktu ia ingat akan perbuatannya tersebut, lalu ia membentangkan tangannya dan ketika itu pula datangalah seekorlalat hinggap di tangannya dengan membawa biji sawi tersebut.
13. Datang kepadaku sebuah kabar, bahwa Lukman berkata kepada anakknya: kesehatan itu tidak seperti kekayaan, dan kenikmatan itu tidak seperti ketenangan.
14. Luqman berkata kepada anaknya, barang siapa berkata dusta maka ia kehilangan muka dan barang siapa yang jelek budi pekertinya maka banyak susahnya. Mengangkat batu besar dari tempatnya itu lebih mudah daripada mengajar orang yang tidak mau diberi pengertian.
15. Sesungguhnya Luqman berkata kepada anaknya: wahai anakku aku pernah membawa kayu dan besi yang berat dan barang apapun yang paling berat, namun tidak melebihi beratnya memiliki tetangga yang jahat, saya juga pernah merasakan semua kepahitan, namun tidak ada yang melebihi fakir. Wahai anakku jika kamu tidak menemukan pesuruh yang bijak, maka janganlah kamu mengutus seseorang yang bodoh, bahkan lebih baik kamu berangkat sendiri mengutus dirimu.
16. Sesungguhnya Luqman pernah berkata kepada anaknya, wahai anakku janganlah ayam itu menjadi lebih arif daripadamu, ia bangun berkokok diwaktu sahur, sedangkan engkau masih tidur mendengkur.
17. Luqman pernah berkata kepada anaknya, wahai anakku janganlah kamu menunda-nunda taubat, sebab mati itu datangnya mendadak.
18. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku janganlah kamu menyenangi orang bodoh, sebab ia berpendapat bahwa engkau senang terhadap perbuatannya, dan janganlah engkau meremehkan peringatan orang bijak, sebab ia dapat membencimu.
19. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, bertaqwalah kepada Alloh dan janganlah memamerkan diri [riya’] dihadapan orang lain bahwa engkau takut kepada Alloh agar mereka memulyakan engkau, padahal hatimu jahat.
20. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, tidaklah engkau akan menyesal selama engkau diam, sebab perkataan itu bagaikan perak, sedangkan diam itu bagaikan emas.
21. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, hindarilah keburukan sebagaimana keburukan itu menghindari engkau, sebab keburukan itu bagi orang lain dapat beranak pinak.
22. Tertulis dalam hikmah Luqman, wahai anakku jauhilah olehmu sifat benci, karena kebencian itu akan menjauhkan kedekatan seseorang kepadamu dan menghilangkan sikap bijaksana bagaikan kekeringan. Wahai anakku, jauhilah olehmu sifat pemarah, karena akan menjadikanmu bodoh dan kehilangan sikap bijak.
23. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, pilihlah pertemuan-pertemuan yang baik, apabila kamu melihat mereka yang berada dalam pertemuan itu menyebut asama Alloh, maka duduklah engkau bersamanya, sebab jika kamu seorang yang berilmu, maka ilmumu itu bermanfaat kepadamu, dan jika kamu seorang yang bodoh niscaya mereka mengajarmu serta apabila Alloh menganugerahkan rahmat kepada Alloh menganugerahkan rahmat kepada mereka niscaya engkau akan mendapatkan bersama mereka.
24. Sesungguhnya Luqman berkata kepada anaknya; wahai anakku, dunia ini ibarat sebuah lautan yang dalam, telah banyak orang yang hanyut kedalamnya, maka jadikanlah iman sebagai kapalmu didunia ini, taqwa sebagai isinya, dan tawakkal sebagai layarnya. Mudah-mudahan dengan demikian engkau selamat dan saya khawatir engakau tidak selamat.
25. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, jadilah engkau seperti orang yang tidak mengharap-harap bantuan orang lain meskipun kamu membutuhkannya, wahai anakku, janganlah kamu mencari pujian orang dan mencari-cari cercaan mereka, dengan demikian kamu akan merasa tentram.
26. saya baca dalam hikmah: barang siapa memiliki penasehat dari dirinya sendiri maka ia mempunyai penjaga dari Alloh , dan barang siapa yang berlaku adil terhadap orang lain yang menyangkut dirinya sendiri maka Alloh menambah kemuliaannya karena keadilannya itu. Merendahkan diri dalam rangka taat kekpada Alloh itu lebih hak daripada berbanga-bangga dengan kemaksiatan.
27. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, sesungguhnya hikmah itu mendudukkan orang –orang miskin ditempat para raja.
28. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, bergaulah dengan para orang sholeh sehingga kamu akan mendapat barokah dan rohmat bersamanya, wahai anakku, janganlah kamu bergaul dengan orang yang jahat, karena dikhawatirkan kamu akan tertimpa bencana bersama dengan mereka.
29. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, jika kamu menghendaki untuk duduk bersama dengan kaum, maka berkanlah salam sebelumnua, dan jika mereka ternyata dalam majlis tersbut disebut nama Alloh, maka duduklah bersamanya, dan jika tidakm maka tinggalkanlah majlis tersebut.
30. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, janganlah engkau belajar apa yang engkau belum ketahui, sebelum engkau mengamalkan apa yang engkau ketahui.
31. Apabila engkau bermaksud menjadikan seseorang menjadi saudara, maka buatlah ia marah. Apabila ia berlaku adil kepadamu ketika ia marah, maka jadikanlah ia saudara, dan apabila tidak demikian maka jauhilah.
32. Telah datang kepadaku bahwasannya Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku sesungguhnya sejak emgkau dilahirkan didunia berarti engkau telah membelakanginya dan engkau telah menghadapi akherat, sebab ditempat yang engkau tuju dalam perjalananmu itu lebih dekat daripada tempat yang engkau tinggalkan.
33. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, jauhilah olehmu hutang, karena akan menyengsarakanmu disiang dan malam hari.
34. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, berharaplah kamu kepada Alloh dengan pengharapan yang benar, sehingga kamu tidak berani untuk berbuat maksiyat kekpadanya, dan takutlah kamu kepada Alloh dengan takut yang sesungguhnya sehingga tidak membuatmu putus asa.
35. Bertemulah seseorang dengan Luqman dihadapan orang banyak, lalu orang tersebut berkata kepadanya: wahai luqman, bukankah kamu adalah hamba fulan? Ia menjawab, betul. Bukabkah kamu penggembala kambing di bukit ini? Tanyanya lagi. Betul, jawabnya. Lalu orang tersebut bertanya: apa yang menyebabkanmu memiliki derajat luhur seperti hang saya lihat sekarang ini? Ia menjawab: yaitu Takwa kepada Alloh, jujur, dapat dipercaya dan tidak berbicara kecualai yang bermanfaat.
36. Sesungguhnya Luqman berkata, jika Alloh menitipkan sesuatu, maka Ia akan menjaganya sendiri.
37. Diberitakan orang bahwa Luqman bergaul dengan nabi Daud as selama satu tahun, pada saat itu Daud membuat pakaian perang dan Luqman tiak tahu apa yang ia lakukan dan juga tidak mau menanyakannya. Setelah sampai satu tahun Daud memakai pakaian perang itu dan berkata :” baju perang yang kokoh untuk masa peperangan dan sebaiknya kamu memiliki alat peperangan”. Lalu Luqman menjawab:” Diam itu hikmah, tetapi sedikit orang yang melakukannya, saya sebenarnya ingin bertanya kepadamu, tetapi kamu telah menjawabnya sendiri”.
38. Ditanyakan kepada Luqman, apa pesan hikamahmu? Ia berkata, aku tidak bertanya sesuatu yang sudah jelas, dan tidak berbuat kecuali yang bermanfaat padaku.
39. Kholid Arrubai’I berkata " luqman itu adalah seorang hamba sahaya dari negeri habsyi yang pekerjaannya sebagai tukang kayu, lalu tuannya menyerahkan kepadanya seekor kambing dan berkata, " sembelihlah kambing ini dan berikanlah untukku dua potong daging yang paling baik! Lalu Luqman memberikan kepada tuannya itu daging lidah dan daging hati. Kemudian tuannya itu menyerahkan lagi seekor kambing lain dan menyuruh memnyembelihnya dan memberikan kepadanya dua potong daging yang paling buruk. Lalu Luqman memberikan kepadanya daging lidah dan daging hati. Lalu tuannya bertanya kepadanya tentang rahasia lidah dan hati itu, seraya dijawab, " tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada keduanya apabila keduanya baik dan tidak ada yang lebih buruk melebihi keduanya apabila keduanya buruk.
40. Sesungguhnya Luqman berkata, janganlah kamu menikahi wanita budak yang bukan milikmu, agar keturunanmu tidak mewarisi kesusahan yang berkepanjangan.
41. Sahabat Urwah bin Zubair berkata: Tertulis dalam sebuah kitab –hikmah Luqman- berbunyi: wahai anakku jadikanlah ucapanmu itu ucapan yang baik dan jadikanlah wajahmu itu wajah yang cerah, niscaya engkau lebih dicintai orang daripada engkau memberinya dengan sebuah pemberian. Sahabat Urwah bin Zubair berkata: tertulis dalam kitab taurat; sebagaimana kamu menyayangi kamuakan disayangi. Sahabat Urwah bin Zubair berkata:sebagaimana kamu menanam, kamu akan menuai. Dan katanya lagi; cintailah saudaramu dan saudara orang tuamu.
42. Ditanyakan kepada Luqman, mana manusia yang paling sabar? Ia berkata, yaitu sabar yang tidak disertai dengan penganiayaan. Ditanyakan kepada Luqman pula, mana manusia yang paling pandai? Yaitu orang yang mau belajar kekurangannya dari orang lain, jawabnya. Ditanyakan kepada Luqman pula, mana manusia yang paling baik? Yaitu orang kaya, jawabnya. Ditanyakan lagi, orang kaya harta? Ia menjawab ,bukan, tetapi orang kaya yang dimaksud adalah orang yang dapat berpijak pada kebenaran dan menegakkannya, dan jika tidak mampu melakukan hal ini, maka ia tidak meminta-minta kepada orang lain.
43. Saya dapati sebagian hikmah, bahwa Alloh tidak suka terhadap orang yang membicarakan kejelekan orang lain. Dan saya dapati pula hikmah: tidak patut bagimu untuk mempelajari sesuatu yang tidak kamu lakukan, perumpamaannya seperti orang yang mencari kayu bakar yang tidak mampu membawanya, namun ia malah berusaha menambahnya.
44. Luqman pernah berkata: saya membatasi bergurau, saya tidak berkata yang tidak berguna, saya tidak tertawa tanpa sebab, dan tidak berjalan tanpa tujuan.
45. Saya baca pada sebuah hikmah: barang siapa yang mampu menasehati dirinya sendiri, maka Alloh akan menjaganya, dan barang siapa berlaku adil terhadap orang lain, maka Alloh akan menambahkan kemulyaan padanya, dan menjadi hina akibat mempertahankan ketaatan itu lebih mulia daripada berbangga-bengga dengan kemaksiatan.
46. Luqman berkata, diam itu sebagian daripada hikmah dan sedikit orang yang melakukannya, sedangkan Thowus [yakni Aba Najih] berkata:barang siapa mengaku bertaqwa itu lebih baik daripada diam dan juga bertaqwa.
47. Datang kepadaku kabar bahwa Luqman berkata kepada anakknya ,” tiga orang hendaknya engkau jadikan teman, 1] orang yang dapat mengendalikan diri ketika marah, 2] orang yang berani ketika berperang, 3] dan saudara yang dibutuhkan bantuannya.
48. Luqman berkata kepada anaknya, jangan sampai makan makananmu kecuali orang-orang yang bertaqwa , dan bermusayawarahlah kamu dalam segala urusan dengan para ahli ilmu.
49. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, akan tiba suatu masa menimpa umat manusia yang tidak membuat tenang hati orang yang bijaksana.
50. Luqman pernah berkata: saya mengabdi pada empat ribu nabi dan saya pilih delapan pelajaran darinya, yaitu 1] apabila kamu sedang melakukan sholat, peliharalah hatimu, 2] apabila kamu sedang berada ditengah-tengah pesta makan, maka peliharalah orang-orang yang ada disekitarmu, 3] apabila kamu sedang berada dalam rumah orang lain, maka peliharalah matamu, 4] jika kamu berada ditengah orang banyak, maka peliharalah mulutmu, 5] ingatlah dua hal dan lupakan dua hal. Yang harus kamu ingat adalah 1] Alloh 2] mati, dan yang harus kamu lupakan adalah 1] kebaikanmu kepada orang lain, dan 2] kejelekan orang lain kepadamu.
51. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, sesungguhnya manusia telah panjang angan-angannya, padahal mereka bergerak menuju akherat dengan cepat, kamu setelah lahir didunia sebenarnya telah mulai membelakanginya dan akan berjalan menuju akheraat, dan alam yang kamu tuju itu lebih dekat darimu daripada alam yang kamu sekarang sedang berada.
52. Luqman berkata kepada anakknya: wahai anakku temanilah ulama dan setialah padanya, jika mereka mendapat rahmat semoga kamu merasakannya, ia juga berkata: janganlah kamu bergaul dengan orang jahat, dan jangan berjalan dengan mereka, karena jika mereka mendapat siksa dari langit dikawatirkan kamu akan tertimpa bersamanya.
53. Wahai anakku, bergaul dan taatlah kepada ulama’ dan jangan membantahnya. Ambillah dunia menurut kebutuhanmu dan jangan kamu menolak dunia dengan sepenuhnya, sebab akan menjadikanmu menjadi beban dan tanggungan orang lain, dan jangan pula kamu terlalu masuk dengan urusan duniawi yang hanya akan membahayakan akheratmu. Berpuasalah dengan puasa yang dapat mencegah syahwat dan janganlah berpuasa dengan puasa itu mencegahmu dari sholat, sebab sholat itu lebih utama disisi Alloh dari pada puasa.
54. Wahai anakku jika kamu membiasakan bertatakrama sejak kecil, maka kamu akan mendapatkan manfaatnya diwaktu dewasa. Dan barang siapa memperhatikan adap sejak kecil, maka akan tumbuh dengan akhlak tersebut, dan ia akan mencari pengetahuan tentangnya, dan barang siapa ingin mengetahuinya, maka ia akan giat mencarinya, dengn demikian ia akan mendapatkan manfaatnya, maka jadikanlah akhlak itu sebagai kebiasaanmu, karena kamu akan menjadikan pengganti generasi tuamu dan kamu akan dianut oleh generasi berikutnya, kamu menjadi tumpuannya, dan akan ditakuti oleh rahib [pastur]. Jauhilah olehmu sifat malas, jika kamu terbius oleh dunia, maka jangan sampai mengalahkan akherat, dan jika kamu terlambat menggapai sebuah pengetahuan, maka kamu akan merugi diakherat, maka jadikanlah hari, malam dan setiap saatmu untuk mencari ilmu, karena kamu tidak akan mendapatkan bagian berharga melebihi bagian ilmu, oleh sebab itu janganlah kamu melawan seorang fakih, jangan memberontak penguasa, dan jangan menebar kedoliman, jangan mengambil teman orang yang fasik, jangan menemani orang yang berburuk sangka, dan simpanlah ilmumu seperti kamu menyimpan uangmu.
55. Luqman berkata kepada anaknya, takutlah kamu kepada Alloh dengan sebenarnya, sehingga jika kamu mendatangi kiamat dengan membawa dua gunung kebaikan niscaya kamu akan meminta ampun lagi kepada Alloh.
56. Anaknya bertanya wahai bapakku, bagaimana saya dapat melakukan hal itu [takut dan berharap pada waktu yang bersamaan], maka luqman menjawab: wahai anakku, ketahuilah,sesungguhnya jika hati orang mukmin dikeluarkan, niscaya terdapat dua cahaya, satu cahaya ketakutan dan satu lagi pengharapan, dan jika keduanya ditimbang niscaya ada yang lebih unggul salah satunya walaupun hanya selisih sebiji sawi, maka barang siapa iman kepada alloh, ia membenarkan firman-Nya, jika ia membenarkannya, lalu ia menjalankan perintahnya. Barang siapa tidak mau menjalankan perintah-Nya, maka pastilah ia tidak membenarkan firman-Nya, maka ketahuilah bahwa iman dan amal ini saling berkaitan. Barang siapa iman kepada alloh dengan benar, maka ia beramal juga dengan ikhlas, maka hanya orang yang beramal dengan ikhlas inilah orang yang imannya sejati, barang siapa taat kepada alloh, maka ia takut kepadanya dimanapun berada, barang siapa takut seperti ini, niscaya alloh mencintainya. Barang siapa disukainya maka ia menuti perintah-Nya. Barang siapa taat pada-Nya maka ia berhak memasuki sorgan atas seizin-Nya. Barang siapa yang tidak mendapatkan restu izin-Nya, maka ia berarti dibenci-Nya, semoga kita dijauhkan dari amarah dan benci Alloh.
57. Luqman berkata kepada anaknya, janganlah kemau condong kepada dunia sehingga hatimu terperdaya olehnya, karena Alloh tidak menciptakan makhluk yang lebih hina daripada dunia, dan Alloh tidak menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai pahala bagi orang yang taat, dan tidak menjadikan bala’ [malapetaka] di dunia itu sebagai siksaan bagi orang yang durhaka.
58. Diantara nasehat yang diberikan Luqman kepada anaknya adalah, waha anakku: jikalau kamu ragu dari kematian maka bangunlah kamu dari tidur dan kamu tidak akan dapat melakukannya. Dan jika kamu ragu terhadap hari dibangkitkan dari kubur, maka angkatlah dirimu dari terjaga dan kamu tidak akan dapat melakukannya, maka jika kamu berfikir tentang kejadian ini maka senenarnya kekuatanmu itu ada ditangan kekuasaan tuhan, tidur merupakan latihan mati dan bangun dari tidur bagaikan bangkit dari kubur setelah mati [ba’ats].
59. Luqman berkata kepada anaknya: wahi ankku, janganlah kamu terlalu mendekat pada seseorang, sehingga ia malah menjauh darimu, dan jangan terlalu menjauh, karena kamu akan ditinggalkannya, setiap makhluk menghendaki kedekatan sesamanya, janganlah kemu melepaskan tembakan senjatamu, jika kamu tidak membutuhkannya, sesungguhnya seperti halnya tidak ada persaudaraan antara kambing dan harimau, demikian halnya tidak ada persaudaraan antara orang baik dan orang jahat, barang siapa mendekati minyak aspal, maka ia akan berbau minyak. Barang siapa bergaul dengan orang jahar, maka ia akan terpengaruh prilakunya. Barang siapa mencintai seseorang maka ia tidak mencacinya. Barang siapa jatuh pada kejahatan maka menjadi perhatian banyak orang. Barang siapa bergaul denga orang jahat tidak akan selamat. Barang siapa tidak dapat mengendalikan lisannya, maka ia akan menyesal.
60. wahai anakku: ambilah seratus sahabat dan jangan mencari musuh walau hanya satu, wahai anakku:sesungguhnya temanmu itu adalah sesama makhluk tuhan , dan tema pergaulanmu itu menunjukkan kwalitas agamamu, maka janganlah kamu membencinya dan pelajarilah tata pergaulan yang baik.
61. wahai anakku: jadilah kamu seorang hamba yang baik , dan jangan menjadi anak yang jahat. wahai anakku: tuanaikan amanat, nicaya kamu akan selamat didunia dan akherat, dan jadilah orang yang amanah karena sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berkhiyanat, wahai anakku: janganlah kamu merasa riya’ dihadapan manusia dengan mengaku takut terhadap Alloh, sedangkan hatimu jahat.
62. Diantara wasiyat Luqman hakim kepada anaknya, wahai anakku: sesungguhnya manusia itu telah menghimpun pendapatmu untuk anak-anaknya, sesungguhnya kamu hanya seorang hamba yang disewakan, kamu diperintah untuk bekerja, dan akan diberi upah, maka lakukan pekerjaanmu, dan kamu akan berhak mendapatkan upah, dan didunia ini kamu jangan sampai seperti kambing yang digembala pada padang rumput yang hijau lalu memakannya sehingga gemuk, maka nilainya ketika ia gemuk, tetapi jadikanlah dunia bagaikan jembatan diatas sungai yang kamu lalui kemudian kamu tinggalkan selamanya, maka jangan kamu membangun jembatan itu karena kamu tidak diperintah untuknya. Dan ketahuilah sesungguhnya kamu akan ditanya besok dihadapan tuhan tentang empat hal: masa mudamu untuk apa kamu gunakan, umurmu untuk apa kamu habiskan, hartamu darimana kamu perolehnya dan untuk apa kamu belanjakan, maka ingatlah akan hal ini dan persiapkanlah jawabannya, dan janganlah putus asa atas sesuatu dunia yang kamu terlepas menggapainya, karena dunia yang sedikit ini tidak dapat membuat orang kekal ,dan banyaknya dunia tidak menjamin datangnya bencana, maka ingatlah! Dan bersungguh sungguhlah dalam beramal, jadikan wajahmu ceria, berambisilah untuk mengetahui tuhanmu, perbaharuilah taubatmu dengan sepenuh hati, bersiplah untuk perpisahan abadi sebelum tiba, maka turutilah kebutuhanmu sekedarnya sebelum mati tiba.
63. Luqman berkata pada anaknya: wahai anakku, jauhilah olehmu sifat bosan dan perbuatan jelek, karena tidak akan membuatmu tenang. Berkeyakinanlah dalam setiap perbuatanmu. Bersabarlah atas hutang saudaramu, bergaulah dengan baik kepada siapa saja. Wahai anakku, sesungguhnya keberadaanmu akhlakm dan keceriaanmu sangat berarti bagi saudaramu, karena orang yang baik akhlaknya disuka banyak orang, berqona’ahlah [terimalah] atas pembagian rizki dari alloh seraya hidupmu tentram. Jika kamu ingin menperbanyak dunia, maka putuslah rasa rakusmu [toma’] terhadap dunia yang berada ditangan orang lain, karena sesungguhnya nabi dan para orang jujur memperoleh derajat yang agung [disisi Alloh] sebab mereka dapat memutus sifar toma’ terhadap milik orang lain.
64. Wahai anakku; hendaknya perkataanmu manis, dan mukamu cerah sehingga dengan demmikian kamu akan disukai manusia daripada kamu memberinya dengan pemberian, wahai anakku jadilah kamu orang yang tidak butuh pujian orang lain, dan janganlah kamu mencari hinaan mereka, karenanya manusia dalam bahagia. Wahai anakku tahanlah perkatataan yang keluar dari mulutmu, karena kamu selama diam akan selamat, maka berkatalah yang bermanfaat saja.
65. Luqman berkata: hikmah itu menjadikan orang yang mulia bertambah mulia dan menjadikan hamba pada posisi raja.
66. Luqman berkata kepada anaknya, wahai anakku, hikmah itu tercapai manakala kamu melakukan sepuluh hal, yaitu jika kamu menghidupkan hati yang mati, menolong orang miskin, menghormati penguasa, memulyakan orang yang tawadlu’, membebaskan hamba, menunjuki orang yang tersesat, menolong orang fakir, dan menghormati orang yang mulia.
67. Luqma berkata kepada anaknya: wahai anakku, janganlah kamu melakukan satu pekerjaan yang kamu suka maupun tidak kecuali kamu berkeyakinan akan manfaatnya, lalu anaknya bertanya; kalau saya tidak dapat melakukannya karena tidak saya pahami perkataanmu? Maka ayahnya menjawab: wahai anakku, sesungguhnya alloh telah mengutus nabi, maka datangilah dan benarkan ajarannya, lalu ia menjawab; mari pergi wahai bapak. Lalu keduanya keluar dengan membawa keledai, dan anaknya menaikinya. Dengan bekal yang cukup akhirnya mereka berangkat dengan perjalanan beberapa hari dan malam, sehingga mereka mendapatkan tempat beristirahat kemudian memasukinya. Selanjutnya mereka mengadakan perjalanan lagi ditengah teriknya siang dan dinginnya malam. Lalu mereka kehabisan air dan perbekalannya yang lain sehingga khimarnyapun menjadi lemah dalam berjalan. Lalu tiba-tiba dihadapannya ada fatamorgana hitam dan kabut. Lalu Luqman begumam: fatamorgana itu semoga pepohonan dan kabut itu adalah bangunan dan manusia….