Senin, 08 Februari 2010

BERPRASANGKABAIK

Berprasangka baik pada Allah
Ahmad Alim, M.A

Ada banyak ragam peristiwa dalam hidup ini yang terkadang menjebak seseorang seolah ia selalu berada dalam perasaan susah, sempit, gagal, tidak dihargai, dikucilkan, ditolak, tidak pantas, dan lain sebagainya. Hakikat semua itu adalah berbagai bentuk buruk sangka terhadap Allah.
Orang mukmin yang shaleh tidak selayaknya untuk memiliki sifat tersebut , apalagi memeliharanya di dasar hatinya, karena itu adalah sifat tercela yang sangat dimurkai oleh Allah. Yang harus dimiliki oleh setiap mukmin adalah sifat baik sangka pada Allah dalam segala urusan.
Abdullah bin Mas'ud berkata :

والذي لا إله غيره ما أعطي عبد مؤمن شيئا خيرا من حسن الظن بالله عز و جل والذي لا إله غيره لا يحسن عبد بالله عز و جل الظن إلا أعطاه الله عز و جل ظنه ذلك بأن الخير في يده


Demi Dzat yang tiada Tuhan selain- Nya, tidak ada anugerah yang paling besar yang diberikan kepada seorang hamba selain baik sangka kepada Allah.
Demi Dzat yang tiada Tuhan selain- Nya, tidak seorang hamba berbaik sangka kepada Allah melainkan Allah akan berbaik sangka kepadanya. Hal itu Karena segala kebaikan ada di tangan –Nya.

إن حسن الظن بالله من حسن العبادة
Sesungguhnya berprasangka baik pada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah ( HR. Abu Daud )

Berbaik sangka kepada Allah adalah anggapan kita kepada-Nya bahwa segala sesuatu yang telah kita terima adalah anugerah terbaik dari-NYa. Allah adalah maha penyayang yang kasih sayang-Nya melebihi kasih sayang Ibu kita. Allah maha Tahu akan bisikan hajat hati nurani kita. Allah maha pemberi tanpa harus kita meminta-Nya. Allah maha mendengar keluhan setiap problema hidup kita yang sedang kita hadapi. Allah tidak pernah tidur dari memperhatikan keadaan hidup kita.

Sungguh, berprasangka baik terhadap Allah adalah jalan lurus menuju kedamaian hidup kita, ketenangan jiwa kita, ketentraman batin kita. Karena dengan berbaik sangka , manusia akan terbebas dari gangguan pikiran yang telah membebani jiwanya, mengotori nuraninya, membuat lelah fisiknya.

Prasangka kita adalah cermin dari realita yang akan terjadi di kemudian hari , jika ia baik sangka maka baik pula realita yang akan kita jumpai. Tetapi jika ia buruk sangka , maka buruk pula realita yang akan kita jumpai. Karena Allah akan selalu mengikuti prasangka hamba terhadap- Nya.

أنا عند ظن عبدي بي فليظن ظان ما شاء
Aku menuruti prasangka hambaku terhadap diriku, maka silahkan untuk berprasangka sesuai apa yang dikehendaki.
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا فله الخير فلا تظنوا بالله إلا خيرا
Aku menuruti prasangka hambaku terhadap diriku, jika Ia berprasangka baik terhadapku, maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.

أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث يذكرني

Aku menuruti prasangka hambaku terhadap diriku, dan aku selalu bersamanya selagi Ia mengingatku.

Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan energi positif yang besar, sehingga beban yang berat akan berubah menjadi ringan, problema yang sulit akan mudah teratasi.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan iman yang kuat, sehingga kegamangan hidup akan berubah menjadi sebuah kedamaian yang tiada batas, keyakinan yang tidak tercampur keraguan di dalamnya.
Dengan berbaik sangka kepada Allah, akan melahirkan keridhaan dan ampunan Allah, sehingga hidup ini selalu berada dibawah naungan rahmat-Nya.

Ulama' Salaf berkata :

( وإني لأرجو الله حتى كأنني ... أرى بجميل الظن ما الله صانع )
Sesungguhnya aku selalu berharap kepada Allah ( dalam segala urusan ), sehingga aku melihat sebaik-baiknya prasangka terhadap apa yang diperbuat oleh Allah.

Berbaik sangka kepada Allah, sejatinya tidak mengenal ruang, waktu, dan peristiwa. Kapanpun , di manapun, disetiap kejadiaan apapun, mewajibkan kita untuk selalu bersikap baik sangka (husnu dzan) kepada Allah. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam wasiat menjelang ajal-Nya :

لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله عز و جل

Janganlah salah satu diantara kalian mati, kecuali berprasangka baik terhadap Allah.

Detik-detik saat kita tertimpa musibah berat yang menyesakkan dada kita, kita pun harus yakin bahwa musibah itu datang untuk mengingatkan kelalain kita, Ia maha penyayang yang sabar memenggil kita untuk kembali meniti jalan- Nya.
Detik-detik saat kita berada pada posisi kehidupan yang begitu sulit, yakinlah bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Detik-detik saat kita berada di alam kesedihan, yakinlah bahwa Allah bersama kita, setia disetiap saat dan waktu untuk mendengarkan setiap keluhan yang terucap dari hati nurani terdalam.
Detik-detik saat kita didera kebingungan, yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya Dzat tempat kita kembali.
Detik-detk saat kita di ambang pintu keputus asaan, yakinlah bahwa rahmat kasih sayang Allah begitu luas, melebihi luasnya langit dan bumi.

Cukuplah keindahan pesan Rasulullah saw sebagai pelipur lara bagi hati kita, beliau bersabda :

Tidaklah seorang muslim ditimpa kesulitan demi kesulitan, kegundahan demi kegundahan, kesedihan demi kesedihan, kesakitan demi kesakitan, kedukaan demi kedukaan , sampai sepotong duri yang melukai kakinya, kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya. ( HR. Bukhori-Muslim )

Oleh karena itu, marilah kita selalu berprasangka baik kepada Allah, sebagai wujud penghambaan diri kita kepada-Nya, bukti kesungguhan iman kita kepada-Nya, bukti kepasrahan diri kita dalam segala urusan, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrowi. Dan tidak layak bagi kita untuk berburuk sangka kepada Allah, karena Dia adalah Dzat maha sempurna, tiada celah kekurangan bagi-Nya, segala urusan adalah milik-Nya dan kelak akan kembali kepada-Nya.