Selasa, 08 Juli 2014

MISKIN HAKIKI ليس المسكين بهذا الطواف الذي يطوف على الناس فترده اللقمة واللقمتان والتمرة والتمرتان قالوا فما المسكين يا رسول الله قال الذي لا يجد غنى يغنيه ولا يفطن الناس له فيتصدق عليه ولا يقوم فيسأل الناس ( رواه مالك ) Orang yang miskin bukanlah orang yang yang berkeliling kesana kemari untuk meminta sesuap atau dua suap nasi, atau sebutir dua butir kurma. Parasahabat bertanya : Ya Rasulallah …siapa orang miskin yang sesungguhnya ? Orang miskin yang sesungguhnya adalah orang yang tidak pernah kaya dengan kekayaannya, manusia tidak memuliakannya, justru bersedekah padanya, dia tidak bangkit untuk memberi, malah ia meminta - minta kepada manusia.( HR. Malik) Mungkin anda mengira bahwa orang yang tinggal di lorong-lorong jembatan, tidurnya beralaskan koran, makanannya nasi tanpa lauk, siang kepanasan, malam kedinginan, hujan kebocoran, adalah orang miskin. Perkiraan seperti itu belum tentu benar; karena boleh jadi ia miskin harta akan tetapi belum tentu ia miskin jiwanya. Betapa banyak milyader berdasi yang miskin karena jiwanya tidak merasa cukup, dan betapa banyak jutawan yang fakir jiwa karena diperbudak ambisinya. Orang miskin bukanlah orang yang fakir harta atau kedudukan, akan tetapi orang yang miskin sesungguhnya adalah orang yang fakir hatinya yang tidak merasa cukup dengan hartanya, dan fakir pengetahuanya terhadap petunjuk agama. Ibnu Rajab mengatakan : ولاتحسبن الفقر من فقد الغنى ولكن فقد الدين من أعظم الفقر Jangan anda mengira bahwa kefakiran adalah hilangnya kekayaan, akan tetapi hilangnya agama adalah sebesar-besarnya kefakiran. orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup dengan Allah Sementara orang yang fakir adalah orang yang merasa cukup dari selain Allah. Mereka yang hidup dalam keadaan sempit bukan berarti sempit hatinya, dan belum tentu juga orang yang lapang kehidupannya, lantas lapang hatinya. Rumah yang sempit tidak mampu menyempitkan hati yang lapang, dan rumah yang luas tidak mampu meluaskan hati yang sempit. Itu semua kembali kepada hati masing-masing, semakin lapang hati kita, semakin lapang hidup kita. Dan begitu juga sebaliknya, semakin sempit hati kita berarti semakin bertambah sempit kehidupan kita. Syaih Abdul Qodir Al-Jaelani berkata : Orang yang kaya adalah orang yang merasa cukup dengan Allah dan berhubungan dengan-Nya. Sementara orang yang fakir adalah orang yang jauh dari Allah dan merasa cukup dari selain Dia. ( Alfathu Ar-Rabbani) Jadi, orang yang menjadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran, maka ia akan selalu merasa kaya, sedangkan orang yang menjadikan harta sebagai sandaran, maka ia akan selalu merasa miskin. Mari kita perkaya diri, dengan berbondong-bondong menuju rahmat Allah yang begitu luas, mencari ridlo-Nya dengan memperbanyak amal shaleh, karena orang yang dekat dengan-Nya. Dialah orang yang akan dicukupi kehidupanya. Hasbunallah wani’mal wakil, Allahlah yang telah mencukupi segala kebutuhan kita, dan dialah sebaik-baiknya dzat yang mewakili, ni’mal maula wa ni’man nasir, dialah Allah sebaik-baiknya kekasih dan penolong. Jangan sampai kita menjadi orang yang merasa cukup dengan selain Allah, karena hal itu menjadikan fakirnya jiwa kita, lemahnya iman kita, gundahnya hidup kita, dan itu semua akan mendekatkan kita kepada keputus asaan. Orang yang jatuh miskin adalah orang yang membawa segunung amal di akhirat , kemudian diambil oleh orang lain sebagai ganti kedzalimanya di dunia Silahkan anda memiliki kekayaan duniawi, tapi ingat harus sesuai dengan prosedur yang benar dan diridloi Allah. Dan jangan sampai kekayaan yang kita miliki, merupakan hasil dari mendzalimi orang lain, karena hal itu akan menjadikan kita bangkrut di akhirat. Perlu anda ketahui ada orang yang jatuh miskin karena bangkrut diakhirat nanti. Siapakah dia? Yaitu Al-Muflis. Siapakah Al-Muflis itu? Mari kita simak jawabannya di bawah ini : Rasulullah SAW bertanya kepada sahabatnya : “ Wahai sahabatku siapakah orang yang bangkrut itu ( Al-muflis) ? Para sahabat menjawab : “Yaitu orang yang tidak memiliki emas dan perak”. Kemudian Rasulullah bersabda : “ Orang yang bangkrut itu adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat,puasa, zakat dan sedekah, kemudian datang orang-orang yang pernah didzaliminya untuk meminta ganti kepadanya. Sehingga habis semua pahalanya, bahkan dosa-dosa orang yang pernah didzaliminya dipikulkan kepadanya, dan kemudian ia dilempar keneraka. Inilah orang yang bangkrut. ( HR. Muslim)

KAYA HAKIKI

KAYA HATI ليس الغنى عن كثرة العرض، ولكن الغنى غنى النفس Tidaklah kaya itu sebab banyaknya harta Akan tetapi, kaya sesungguhnya adalah kaya hatinya. .(HR. Bukhori Muslim ) Orang kaya harta sangatlah banyak dibelahan bumi ini, tetapi sangat sedikit orang yang kaya jiwanya, padahal itu adalah kaya yang hakiki. Sebagian orang memandang bahwa harta kekayaan adalah jaminan kebahagiaan hidup, jaminan masa depan. Itu adalah keyakinan yang salah; karena banyak sekali orang yang setres justru karena hartanya. Rasulullah SAW mengukur kekayaan seseorang bukan ditentukan pada hartanya, akan tetapi ditentukan oleh hatinya. Bermobil mewah akan tetapi dari hasil menipu orang lain, atau mendzalimi teman sendiri, hakikatnya ia adalah miskin. Rumah berlantai sembilan dengan fasilitas lengkap dan serba lux, akan tetapi dari hasil korupsi itu juga disebut orang miskin. Berduit banyak milyaran rupiah bahkan triliyunan, akan tetapi dari hasil membobol bank itu juga miskin. Bukanlah harta yang menjadikan mereka kaya akan tetapi mental benalulah yang menjadikan mereka miskin. Orang yang qona’ah selalu lapang, walau dalam kondisi sempit Lebih baik tinggal di rumah gubuk beratapkan daun rumbia, yang dihiasi lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dengan hati yang qona'ah, itu lebih baik dari pada kaya yang tidak sewajarnya. Karena hati yang qonaah selalu tersenyum walaupun dalam posisi yang terjepit, gubuk yang sempit tidak mampu menjadikanya sesak nafas, karena dadanya lapang dari kesempitan. Betapa banyak orang yang berumah luas dilengkapi taman yang indah, akan tetapi terasa sempit oleh karena hatinya yang sempit. ارض بما قسم الله لك تكن أغن الناس Syukurilah terhadap apa yang anda miliki, maka kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. ( HR. Ahmad) Orang yang kaya adalah orang yang bisa mensyukuri apa yang ia miliki saat ini Sesuap rizki yang halal itu lebih baik dari gunung emas yang haram. Memikul kayu bakar untuk kemudian dijual di pasar, itu lebih baik dari pada berpenghasilan seratus ribu perhari, akan tetapi dari hasil meminta-minta orang lain di persimpangan jalan, atau berpenghasilan sepuluh juta rupiah perhari, akan tetapi dari hasil menipu. لأن يأخذ أحدكم أحبله ثم يأتي الجبل، فيأتي بحزمةٍ من حطبٍ على ظهره فيبيعها، فيكف الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل الناس، أعطوه أو منعوه. Hendaklah kalian mengambil kampak, kemudian mendaki gunung ( untuk mencari kayu bakar), kemudian memikulnya diatas punggung, dan Allah mencukupinya dengan penghasilannya.Itu semua lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia, padahal kadang mereka memberi dan kadang menolak. ( HR. Buhari ) Alangkah nikmatnya, makan dari keringat yang halal Perlu anda ketahui nabi daud tidak mau makan kecuali dari hasil keringat sendiri, demikian pula nabi Zakaria dia tidak malu menjadi tukang kayu walaupun statusnya adalah sebagai seorang Nabi dan Rasul. عن أبي عبد الله الزبير بن العوام رضي الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: كان داود عليه السلام لا يأكل إلا من عمل يده Diriwayatkan dari Zubair bin Awwam, Rasulullah SAW bersabda : Bahwa Nabi Dawud tidak makan kecuali dari hasil keringatnya sendiri ( HR. Bukhori ) وعنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كان زكريا عليه السلام نجاراً. Diriwayatkan dari Zubair bin Awwam, Rasulullah SAW bersabda : “ Bahwa Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu. ( HR. Muslim ) اللهم اجعل غنانا في أنفسنا Ya..Allah, jadikanlah kekayaan kami pada hati kami (HR. Waki’ bin Jarrah )