Selasa, 08 Juli 2014

NIKMATI HARIMU APA ADANYA Saudaraku… Mulailah di pagi harimu dengan ucapan hamdalah, memuji Allah dan mengagungkan namanya. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkanku kembali dari kematian sejenak, dan hanya kepada-Nyalah aku kembali. Alhamdulillah pagi hari ini, kedua mataku masih diberi kesempatan untuk melihat indahnya cahaya mentari yang baru saja terbit, kedua telingaku masih diberi kesempatan untuk mendengarkan kicauan burung yang bernyanyi riang, demikian pula kedua lubang hidungku masih bisa menikmati segarnya udara pagi. Sungguh hari ini adalah hari yang sejuk nan indah dengan iringan kasih sayang Allah yang maha penyayang. مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا Barangsiapa yang di pagi hari bangun dalam keadaan sehat, aman dari gangguan, memiliki jatah makanan sehari, maka sesungguhnya ia seperti memiliki dunia seisinya (HR. Ibnu Majah) Saudaraku.., Jangan pernah berfikir tentang kenikmatan nanti sore ataupun esok hari, apalagi anda mencemaskan sesuatu yang belum terjadi, dan jangan pula menyibukkan diri memikirkan kenikmatan yang ada pada tangan orang lain. Itu semua akan membuahkan kegelisahan dihatimu, dan meracuni ketenanganmu. Kenikmatan yang seharusnya anda nikmati dengan puas justru hilang dengan sia-sia. Jika ditanganmu ada segelas teh manis, janganlah engkau melihat segelas susu yang ada ditangan orang lain; karena rasa iri itu akan menghilangkan manisnya teh, dan segelas teh manis yang begitu segar berubah rasa menjadi pahit akibat perasaanmu yang rakus akan nikmat orang lain. Maka dari itu, tanamkanlah niat pada pagi hari ini, untuk berusaha bersyukur, memperbaiki diri, tidak menyakiti orang lain, dan selalu menebarkan kebajikan. Walaupun hanya sekedar niat, Allah akan mencatatnya sebagai sebuah amal saleh, dan apabila mewujudkannya dan bentuk perbuatan, tentu pahalanya akan berlipat ganda sampai tujuh ratus kali. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang berniat melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (HR. Bukhori dan Muslim). Jangan terlalu idealis dalam hidup ini, tapi hiduplah dengan realita. Semakin idealis berarti semakin menyakiti perasaan sendiri. Tidak selamanya yang kita inginkan akan tercapai, dan tidak selamanya pula orang lain seide dengan kita. Tinggalkan kata-kata : “ Pokoknya harus begini, kalau tidak, maka….”. Nikmati hari ini dengan apa yang anda miliki saat ini, syukuri yang ada, sambil meningkatkan diri untuk mencapai yang terbaik. Sedikit yang disyukuri akan terasa menjadi banyak, karena dengannya menjadi berkah, dan sebaliknya limpahan nikmat yang banyak akan terasa sedikit, ketika tidak ada rasa syukur di dalamnya, karena mungkin Allah telah mencabut keberkahan darinya. Sebutir kurma dan seteguk air yang disyukuri, akan mengenyangkan perut anda, walaupun sehari semalam belum terisi apa-apa, dan satu kilogram kurma serta satu liter air, tidak pernah mengenyangkan perut orang-orang yang rakus. Bukan kurma dan air yang mengenyangkan, tapi rasa syukurlah yang menjadikannya kenyang. Kita sering kufur nikmat, padahal samudera nikmat menempel pada badan kita. Kita sering iri dan dengki pada nikmat yang ada di tangan orang lain, padahal nikmat itu tidak pernah tertukar ataupun berpindah tangan. Anugrah nikmat yang kita terima, selalu bernilai lebih dari pada yang kita minta. Namun terimakasih yang kita ucapkan hanya sebatas di mulut saja. Mungkin tuhan berkata : “ Seharusnya engkau malu …! “ . Namun kita hanya berlalu, seakan tidak terjadi apa-apa. Maka dari itu untuk melestarikan rasa syukur kita kepada Allah, katakan pada diri kita : Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun sarapan pagi tanpa lauk Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun persediaan beras menipis Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun pergi ke kantor dengan jalan kaki. Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun basah kuyup kehujanan ditengah perjalanan. Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun terjebak macet saat menuju kampus. Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun tempat dudukku direbut orang lain. Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun ditilang polisi saat pulang kantor, karena lupa membawa SIM. Saya akan mengucapkan alhamdulillah, walaupun rumah bocor, karena gentingnya pecah. Alhamdulillah , segala puji bagimu ya Allah, hari ini engkau limpahkan nikmatmu kepadaku. “ Ya Allah tolonglah hambaMu ini, agar bisa selalu mengingatMu, mensyukuri nikmatMu, dan memperbaiki kualitas ibadah hanya kepadaMu”. Ingatlah bahwa orang yang selalu memuji Allah disetiap saat, baik diwaktu senang maupun sedih, ia adalah termasuk golongan umat yang akan dipanggil pertama kali untuk masuk surga. أول من يدعى إلى الجنة الحمادون الدين يحمدون الله في الشرآء والضرآء Orang yang pertama kali dipanggil untuk masuk surga adalah orang yang banyak bersyukur.Yaitu mereka memuji Allah baik dalam keadaan senang maupun susah. ( HR.At-Thabrani, Hakim, dalam kitab Fathul Kabir ) Subhanallah, alangkah indahnya hidup ini, jika lisan ini dibasahi dengan lantunan pujian hanya kepada-Nya. Dan alangkah sengsaranya hidup ini, jika lisan ini dibasahi cacian, makian, terhadap apa yang telah kita terima. Jangan sampai kita disibukkan dengan kenikmatan yang kita terima, lalu melupakan sang maha pemberi nikmat. Dan jangan sampai pula, kita berterimakasih hanya pada saat kenikmatan itu melimpah, tapi cemberut saat nikmat itu sedikit. Padahal sedikit banyak yang telah kita terima adalah merupakan pemberian-Nya yang terbaik. Sungguh orang yang bersyukur adalah mereka yang melihat kemurahan pemberian Allah, lalu berterimakasih kepada-Nya.kemurahan itu tidak disia-siakan, akan tetapi dibelanjakan untuk menggapai ridloNya.