Selasa, 08 Juli 2014
INI ADALAH ANUGRAH TUHANKU
W¡HTWå ÝYÚ XÔpµWTÊ øQYTTW¤ õøYTßWéRÕ`W~YTÖ S£RÑ`®VK
ò ó×KV
S$£SÉ`{KV
Ini anugerah tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah kufur (QS.
Anaml : 40 )
Ini adalah ucapan nabi Sulaiman saat mendapat anugrah dari Allah. Mungkin anda
masih ingat akan kisah Nabi Sulaiman, yaitu ketika Allah memberikan kepadanya
anugerah yang sangat luarbiasa. Coba bayangkan ia adalah manusia yang diberi
kemampuan untuk berkomunikasi dengan bangsa binatang, Ia mampu memahami bahasa
semut, burung hud-hud, Ia juga sosok manusia yang mampu mengendalikan angin,
menundukkan bangsa jin dan yang tidak kalah penting kekayaan dan kekuasaannya
melimpah ruah.
Namun dengan segala kelebihan yang ia miliki, ia hanya mengatakan : “Ini semua
adalah anugrah Tuhanku, apakah aku mensyukurinya atau mengkufurinya “. Ya…Inilah
ucapan yang sangat terpuji yang seharusnya keluar dari mulut orang yang
mendapat kenikmatan. Karena pada hakikatnya hasil rezeki yang kita dapatkan
bukan hanya sekedar dari jerih payah usaha kita, akan tetapi itu semua datang
dari anugerah Allah. Tanpa adanya anugerah Allah, tidak mungkin semua itu
menjadi milik kita.
Jangan seperti Qorun yang mengingkari anugerah Allah, karena ia merasa bahwa
semua harta yang ia miliki adalah hasil olah fikir dan keringatnya sendiri,
tidak ada campur tangan Allah. Dengan sombong ia mengatakan: “Sesungguhnya aku
memiliki harta, itu karena ilmu yang ada padaku”. Naudzu billah min dzalik.
Dan ingatlah bahwa ketika kita bersyukur, sesungguhnya kita sedang mensyukuri
diri kita sendiri.
ÝWÚWè W£VÑW® WÙPVTßXMWTÊ S£RÑpTWTÿ -$YãY©pTÉWÞYTÖ ÝWÚWè W£WÉW{ QWÜXMWTÊ
øQYTTW¤ ÂtøYÞWTçÆ cØÿX£VÒ (40)
Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia". (QS. Anaml : 40 )
Nikmat yang ada pada kita, akan langgeng dan bertambah jika mau bersyukur ;
karena jalan satu-satunya untuk menjaga nikmat, hanyalah dengan bersyukur, dan
mengakui keberadaan anugerah Allah, yang begitu banyak, yang menempel pada diri
kita. Bahkan semua ibadah yang rutin kita lakukan, mulai dari sholat, puasa,
sodaqoh, infaq, sampai kepada hal-hal yang berhubungan langsung dengan muamalah
sehari-hari, itu semua adalah anugerah-Nya.
Tidak dibenarkan mengaku sebagai orang yang ahli beribadah, walaupun pada
kenyataannya ia rajin beribadah, atau mengaku sebagai orang yang alim, walaupun
pada kenyataannya ia memiliki banyak ilmu dan pengetahuan. karena ia tidak
sadar, bahwa pada hakekatnya ibadah yang ia lakukan adalah anugerah Allah dan
ilmu yang ia miliki adalah ilmu Allah.
Mudah bagi Allah menyesatkan kepada siapa saja yang Ia kehendaki, dan memberi
petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Maka sangat beruntung sekali, jika
kita termasuk orang yang mendapat nikmat hidayah Allah, karena hidayah adalah
nikmat yang terbesar yang dianugerahkan kepada hamba-Nya.
Anugerah hidayah tidak bisa diuangkan ataupun dihargai dengan dolar, karena
tidak dijumpai toko yang menjualnya. Hidayah hanyalah milik Allah semata, yang
tidak dimiliki satupun dari mahluk-Nya. Bahkan para Rasulpun hanya diberi
kekuasaan untuk menyampaikan hidayah berupa risalah wahyu, bukan memberi
hidayah. Buktinya Nabi Muhammad pun tidak mampu meng-Islamkan pamannya Abu
Thalib yang sangat dicintainya, walaupun beliau bersikeras untuk mengajaknya
untuk memeluk agama Islam, Allah hanya menegur kepada nabi kita Muhammad SAW, “
Sesungguhnya engkau tidak mampu memberi hidayah kepada orang yang engkau
cintai”.
Jadi, tanpa anugerah Allah, kita ini bukanlah apa-apa atau siapa-siapa.
Kita adalah manusia biasa yang terlalu sering melakukan kesalahan dan tindak
aniaya. Tidak bisa terbayangkan seandainya hidup ini jauh dari bimbingan hidayah
Allah. Alangkah sesatnya kita, alangkah kelamnya hidup kita, dan alangkah
malangnya jika hidup ini berlarut-larut dalam gelapnya kesesatan.
Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ala dinika, Ya Allah.. dzat yang
membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu memeluk agamaMu, ya
musorrifal qulub sorrif qulubi ala tho’atika, Ya Allah……. dzat yang menggerakkan
hati, gerakkanlah hatiku untuk selalu berada dalam ketaatan kepadaMu, Robbana
laa tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hab lana min ladunka rahmah, Wahai
Tuhan kami.. janganlah Engkau palingkan hati kami, setelah mendapat hidayah-Mu,
dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu .