Sabtu, 06 Maret 2010

HAJI MABRUR

HAJI MABRUR
Oleh : Ust. Ahmad Alim, M.A

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ للهِ
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah” (QS. Al Baqarah:196)
اللَّهُمَّ حُجَّةٌ لاَ رِيَاءَ فِيْهَا وَلاَ سُمْعَةَ
“Ya Allah, Ku tunaikan haji ini, maka jadikanlah hajiku ini tanpa riya’ dan sum’ah”. (HR Ibnu Majah)
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْرَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barang siapa berhaqji, lalu tidak berbuat keji dan kefasikan, maka ia keluar dari dosanya seperti ketika ibunya melahirkannya” (HR. Muslim no.2404)
Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan niat karena Allah semata , dengan biaya yang halal dan mengerjakan segala ketentuan berhaji dengan sempurna , Haji itu tidak dicampuri dengan perbuatan dosa, sunyi dari riya dan tidak dinodai dengan kata-kata kotor (rafats), perbuatan yang melanggar aturan (fusuq) dan tidak berbantah-bantahan (jidal) .
Imam Ibnul Abdil Barr rahimahullah dalam At-Tamhid (22/39) berkata : “Adapun haji mabrur, yaitu haji yang tiada riya dan sum’ah di dalamnya, tiada kefasikan, dan dari harta yang halal” [Latho’iful Ma’arif Ibnu Rajab hal. 410-419, Masa’il Yaktsuru Su’al Anha Abdullah bin Sholih Al-Fauzan : 12-13]

Mendapatkan gelar Haji mabrur di sisi Allah adalah suatu kehormatan yang sangat luar biasa, karena tidak ada balasan yang pantas untuknya kecuali ampunan dan surga. Rasulullah saw bersabda :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘ahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Umroh ke umroh berikutnya merupakan pelebur dosa antara keduanya, dan tiada balasan bagi haji mabrur melainkan surga” [HR Bukhari : 1683, Muslim : 1349]
Haji Mabrur lebih utama ( khusus bagi wanita ) dari pada ikut berjihad di jalan Allah,Dari Aisyah ra, berkata bahwasanya ia pernah berkata :
Wahai Rossulullah saw, kami melihat bahwa jihad merupakan amalan yang utama, bolehkan kami ikut berjihad ? Sabda Rasulullah saw : Akan tetapi saya tunjukkan amalan yang lebih utama dari jihad yaitu haji yang mabrur ( HRBukhari )
Haji yang mabrur memiliki dampak positif terhadap kepribadian, ubudiyah, dan kehidupan sosial kemasyarakatan. kepribadiannya menjadi semakin kokoh dan imannya semakin tebal dan selalu menjaga kualitas dan kuantitas ibadahnya, baik yang wajib maupun yang sunah.
Apabila dia seorang pedagang, maka akan berdagang dengan jujur. Apabila dia seorang pejabat, maka akan menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya dan menjauhi perbuatan korupsi sekecil apa pun; begitu seterusnya.
Seorang haji mabrur selalu berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya, khususunya dalam hal shalat, zakat, puasa, dan membaca Alquran.
Seorang haji mabrur akan berusaha untuk tidak menjadi bagian dari masalah. Ia akan berusaha menjadi bagian yang dapat menyelesaikan masalah.

seorang haji yang mabrur mampu menjadi teladan dalam memilih kata dan sikapnya. Sehingga orang disekitarnya menjadi rindu akan kehadirannya.

seorang haji mabrur mampu mendatangkan keberkahan bagi lingkungan di sekitarnya, punya tanggungjawab sosial untuk membantu orang lain menjadi lebih baik.

seorang haji mabrur mampu menjadi teladan di rumah bagi anak istri, sehingga keluarga kita bangga memiliki ayah dan ibu seperti kita. Menjadi teladan untuk tetangga-tetangga kita, sehingga kehadiran kita menjadi semangat bagi mereka untuk menjadi lebih baik. Menjadi teladan di kantor , sehingga suasana sejuk dengan kehadiran kita.
Pendek kata, sekembalinya dari Tanah Suci, orang yang menyandang predikat haji mabrur memulai hidupnya dengan lembaran baru. Dia tingkatkan dalam beramar makruf dan nahi munkar. Dia jauhi apa-apa yang haram, bahkan yang syubhat sekali pun. Dia perbaiki hubungan dengan sesama manusia, dan lebih peduli terhadap kehidupan sekitarnya, terutama kepada fakir miskin dan kaum lemah yang memerlukan uluran tangan.