ULAR BUTA PUN MENDAPAT RIZKI
Dalam kitab Siyatul qulub, Syaikh Aidh Al-Qarni menukil perkataan Ahlul Ilmi bahwa diantara orang-orang shaleh mengatakan : " Aku pernah melihat burung pipit dating dan pergi dengan membawa sepotong daging kecil menuju kesebuah pohon kurma yang ada di padang sahara. Aku pun mengikuti burung pipit itu dan ternyata aku jumpai setiap harinya ia mengambil daging dari tempat sampah, lalu ia membawanya terbang dan meletakkannya di atas pohon kurma itu. Kunaiki pohon kurma tersebut untuk mengetahui apa yang ada diatasnya, karena menurut pengalamanku aku belum melihat burung pipit bersarang di pohon kurma. Ternyata di atas pohon itu aku melihat ada ular yang buta. Setiap kali burung pipit datang dengan membawa daging, ular ini membuka mulutnya dan makan darinya.
Subhanallah, maha suci Allah yang telah menundukkan burung pipit untuk mengantarkan makanan ke mulut ular buta yang tidak bisa berbuat sesuatu untuk mendapatkan rizkinya sendiri. Maka dari kisah ini, hendaklah orang berakal mengambil pelajaran untuk hidupnya.
Mungkin sudah sampai ke teinga kita, kisah Nabiyullah Yusuf as. Ketika Ia dilempar oleh saudara-saudaranya yang dengki kedalam sumur, di padang sahara yang angker, tiada yang menemaninya kecuali srigala-srigala yang siap untuk menyantapnya. Allah tidak tinggal diam, Dia maha tahu akan jeritan hambanya, dan Dia maha yang sayang terhadap orang-orang yang beriman. Lalu Allah sengaja datangkan kafilah yang mampir sejenak ketempat itu untuk menyelamatkan Yusuf as, mari kita lihat firman-Nya :
وَجَاءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَى دَلْوَهُ قَالَ يَا بُشْرَى هَذَا غُلامٌ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. ( QS. Yusuf : 19 )
Sesungguhnya iring-iringan kafilah ini tersesat jalan, karena arah yang ditujunya sejak semula adalah negeri Palestina, kemudian tersesat jalan karena hikmah yang dikehendaki oleh Allah.