Ir.Aji Jumiono,Msc
A. Riwayat Hidup dan Keluarga A. Hassan
Jika dirunut nenek moyang A. Hassan berasal dari Mesir. Sekitar 500-600an tahun yang lalu ada sekelompok penduduk Kairo yang berpengaruh, namun karena merasa kurang senang dengan rezim rajanya, akhirnya, mereka hijrah meninggalkan Mesir menuju India dengan kapal layar yang terbuat dari kayu. Setibanya di India, mereka digelar “Maricar” yang berarti kapal layar. Mereka bermukim di Kail Patnam dengan berdagang. Melihat rupa dan bentuknya kemungkinan mereka berasal dari Parsi. Di antara nenek moyangnya, selain pedagang, juga terdapat ulama pujangga. Di sinilah asal keturunan nenek moyang A. Hassan .
A. Hassan lahir pada tahun 1887 M. di Singapura. Ayahnya bernama Ahmad Sinna Vappu Maricar yang digelari “Pandit“ berasal dari India dan ibunya bernama Muznah berasal dari Palekat, Madras. Ahmad menikahi Muznah di Surabaya ketika ia berdagang di kota tersebut, kemudian menetap di Singapura. Ahmad adalah seorang pengarang dalam bahasa Tamil dan pemimpin surat kabar “Nurul Islam” di Singapura. Ia suka berdebat dalam masalah bahasa dan agama serta mengadakan tanya jawab dalam surat kabarnya .
A. Hassan menikah pada tahun 1911 M. dengan Maryam peranakan Melayu-Tamil di Singapura. Dari pernikahannya ini ia dikaruniai tujuh orang putra-putri; (1) Abdul Qadir , (2) Jamilah, (3) Abdul Hakim, (4) Zulaikha, (5) Ahmad, (6) Muhammad Sa‘id, (7) Manshur.
Sekitar tahun 1912 -1913, Hassan bekerja sebagai dewan redaksi “Utusan Melayu” yang diterbitkan oleh Singapore Press, dalam surat kabar ini, Hassan banyak menulis tentang masalah agama seputar nasehat-nasehat, anjuran berbuat baik dan mencegah kejahatan yang kebanyakannya dalam bentuk syair. Ia pernah menulis, mengecam qadhi yang memeriksa perkara dalam ruang sidang dengan mengumpulkan tempat duduk antara pria dan wanita (ikhtilāth). Bahkan pernah dalam salah satu pidatonya mengecam kemunduran ummat Islam, sehingga karena sebab itu ia tidak diperkenankan menyampaikan pidato lagi.
Pada tahun 1921, A. Hassan berangkat ke Surabaya (Jawa Timur) untuk berdagang dan mengurus toko milik Abdul Lathif, pamannya, namun sebelum A. Hassan berangkat, pamannya berpesan agar sesampainya nanti di Surabaya ia tidak bergaul dengan seseorang yang bernama Faqih Hasyim karena dianggap sesat dan berfaham Wahhabi. Rupanya, di Surabaya, waktu itu, sedang terjadi konflik antara kaum tua dengan kaum muda yang dipelopori oleh Faqih Hasyim, seorang pedagang yang sekaligus pendakwah. Faqih Hasyim, yang berasal dari Padang itu, menggunakan rujukan dari buku-buku yang dikarang oleh Abdullah Ahmad, Abdul Karim Amrullah, dan Zainuddin Labay –ketiganya asal Sumatera—dan Ahmad Soorkati, ulama asal Sudan yang mukim di Jakarta (dulu masih bernama Batavia). Namun setelah di Surabaya tidak melaksanakan sesuai dengan niat awalnya yaitu untuk berdagang, Ia banyak bertemu dan berdiskusi dengan para pentolan tokoh muda Islam seperti Faqih Hasyim dan Abdul Wahhab Hasbullah . Suatu ketika dalam diskusi masalah fiqih Shalat A. Hassan pernah ditanya tentang hukum membaca ushalliy sebelum takbirat al-ihrām. Sesuai dengan pengetahuannya ketika itu, A. Hassan menjawab bahwa hukumnya “sunnah”. Ketika ditanyakan lagi mengenai alasan hukumnya, ia menjawab bahwa soal alasannya dengan mudah dapat diperoleh dari kitab manapun juga. Namun dari pertemuan ini, ia heran, mengapa soal semudah itu yang dipertanyakan kepadanya. Setelah menceritakan perbedaan-perbedaan antara Kaum Tua dan Kaum Muda, Abdul Wahhab Hasbullah meminta agar A. Hassan memberikan alasan sunnatnya membaca ushalliy dari al-Qur‘an dan Hadis, karena menurut Kaum Muda, agama hanyalah apa yang dikatakan Allah dan Rasul-Nya. A. Hassan kemudian berjanji akan memeriksa dan menyelidiki masalah itu. Tetapi sesuatu yang berkembang menjadi keyakinan dihatinya bahwa agama hanyalah apa yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Keesokan harinya A. Hassan mulai memeriksa kitab Shahīh al-Bukhāriy dan Shahīh Muslim, dan mencari ayat-ayat al-Qur‘an mengenai alasan sunnatnya ushalliy namun ia tidak menemukannya, pendiriannya membenarkan Kaum Muda akhirnya bertambah tebal.
Pada tahun 1924, A. Hassan berangkat ke Bandung untuk mempelajari pertenunan. Tujuanya hanya satu, memperdalam ilmu pertenunan selama 9 bulan. Ia tinggal bersama keluarga Muhammad Yunus, seorang pendiri Persis. Usai sekolah tenun, Hassan sempat dipercaya mengelola pabrik tenun selama setahun. Tapi, karena kesulitan bahan baku, pabrik tersebut akhirnya ditutup pada tahun 1926. Selama di Bandung inilah A. Hassan sering mengikuti aktivitas di Persis, dan secara resmi menjadi anggota tahun 1926 yang kemudian A. Hassan diangkat menjadi guru di Persatuan Islam.
B. Pendidikan
A. Hassan belajar al-Qur’an pada umur sekitar tujuh tahun, kemudian masuk di Sekolah Melayu. Ayahnya sangat menekankan agar Hassan mendalami bahasa Arab, Inggris, Melayu dan Tamil di samping pelajaran-pelajaran lain.
Guru-gurunya antara lain adalah H. Ahmad di Bukittiung dan Muhammad Thaib di Minto Road. Walaupun kedua gurunya ini bukanlah seorang alim besar namun untuk ukuran daerahnya keduanya cukup disegani dan dihormati. Kepada Muhammad Thaib, Hassan belajar nahwu dan sharaf, namun kira-kira empat bulan kemudian, ia merasa tidak memiliki kemajuan, karena hanya menghafal saja tanpa dimengerti, semangat belajarnya pun menurun. Dalam keadaan seperti itu, untunglah gurunya naik haji. Akhirnya, A. Hassan beralih belajar bahasa Arab kepada Said Abdullah al-Musawi sekitar kurang lebih tiga tahun. Selain itu, A. Hassan belajar kepada Syeikh Hassan al-Malabary dan Syeikh Ibrahim al-Hind. Semuanya ditempuh hingga kira-kira tahun 1910 M., ketika ia berumur 23 tahun. Walaupun pada masa ini A. Hassan belum memiliki pengetahuan yang luas tentang tafsīr, fiqh, farā‘id, manthiq, dan ilmu-ilmu lainnya, namun dengan ilmu alat yang ia miliki itulah yang kemudian mengantarkannya memperdalam pengetahuan dan pemahaman terhadap agama secara otodidak .
Sebagai seorang tokoh pemikir seperti halnya A. Hassan, tentunya ia memiliki latar belakang pendidikan melalui para guru yang mempengaruhi corak berfikirnya, baik itu keluarga, pendidikan, pergaulan serta setting sosial yang melingkupi sehingga membentuk karakter berfikirnya.
A. Hassan adalah seorang sosok yang otodidak, karena pendidikan formal yang dilaluinya hanya di Sekolah Melayu. Walaupun demikian, ia menguasai bahasa Arab, Inggris, Tamil, dan Melayu yang dapat digunakan olehnya dalam pengembaraan intelektualnya. Pada masa itu, ia telah membaca majalah Al-Manār yang diterbitkan oleh Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, majalah Al-Imām yang diterbitkan oleh ulama-ulama Kaum Muda di Minangkabau. Selain itu, A. Hassan telah mengkaji kitab Al-Kafa‘ah karya Ahmad al-Syurkati, Bidāyat al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd, Zād al-Ma‘ād karya Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, Nayl al-Awthār karya Muhammad Ali al-Syawkāniy, dan Subul al-Salām karya al-Shan‘āniy. Semua bacaan-bacaan itu, cukup mempengaruhi corak berfikirnya .
Pergaulan A. Hassan pun cukup luas, di antara sahabat-sahabatnya adalah Faqih Hasyim, Ahmad Syurkatiy , H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, Mas Mansur , H. Munawar Chalil, Soekarno , Muhammad Maksum, Mahmud Aziz, dan lain-lain.
Pada tahun 1940 A. Hassan pindah ke Bangil, Jawa Timur, dan mendirikan Pesantren Persatuan Islam Bangil. Disana Ia tetap mengajar dan menulis di majalah Himāyat al-Islām (حِمَايَةُ الإِسْلاَمِ) yang diterbitkannya. Dia menunaikan ibadah haji di tahun 1956. Pada saat berada di Tanah Suci, Ahmad Hassan jatuh sakit hingga terpaksa dibawa pulang kembali. Kemudian tertimpa lagi penyakit baru, yakni infeksi yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. Tokoh kharismatik ini wafat pada 10 Nopember 1958pada usia 71 tahun dan dimakamkan di Pekuburan Segok, Bangil.
Dari madrasah A. Hassan, muncul Abdul Qadir Hassan sebagai pewaris keilmuannya, dilanjutkan oleh kedua cucunya, Ghazie Abdul Qadir Hassan, Hud Abdullah Musa, Luthfie ‘Abdullah Isma’īl, selain itu murid-murid Abdul Qadir yang mewarisi keilmuannya antara lain; Aliga Ramli, Ahmad Husnan, Muhammad Haqqiy, dan masih banyak yang lain.
C. Karya Ilmiah A. Hassan
A. Hassan adalah salah seorang tokoh pemikir yang produktif menuliskan ide-idenya baik di majalah-majalah maupun dalam bentuk buku. Buah karya pertamanya yang mendapat sambutan luas masyarakat, yakni yang berjudul ”Tafsir al-Furqan”. Tulisan tersebut dicetaknya sendiri. Pada masa itu, dia berkenalan dengan Soekarno. Perkenalan ini bermanfaat besar dalam mengenal agama Islam secara lebih mendalam, meski di sana-sini timbul benturan pemikiran di antara mereka. Selain itu dia pun berkenalan dengan M. Natsir. Bersama Natsir, keduanya kemudian menerbitkan majalah Pembela Islam dan majalah Al-Lisan. Di kedua majalah itu, Ahmad Hassan memperlihatkan sosok dan kapasitas pribadinya sebagai pembela, pemurni, dan pembaru Islam. Namanya pun menjadi terkenal di pelosok Nusantara, Malaysia bahkan hingga Singapura .
Karya-karya ilmiah tulisan yang telah diwariskan A. Hassan secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Mengenai Nabi Muhammad Rasulullah saw.;
2. Mengenai Sumber Norma dan Nilai Islam: Al-Qur’an dan al-Sunnah;
3. Mengenai Aqidah;
4. Mengenai Syari‘ah: ‘ibadah dan mu’amalah;
5. Mengenai Akhlak;
6. Mengenai Studi Islam (Dirāsat Islamiyyah): Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam, Ilmu Fiqh dan Ushūl Fiqh, Ilmu Akhlak, Ilmu Tasawwuf, dan lain sebagainya.
7. Mengenai pelbagai soal hidup lainnya, seperti: politik, ekonomi, sosial, kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, bahasa,
8. Mengenai perbandingan agama, dan lain sebagainya.
Judul-judul karya tulis A. Hassan antara lain:
1. Dalam bidang Al-Qur‘an dan Tafsir: Tafsir Al-Furqān, Tafsir Al-Hidāyah, Tafsir Surah Yāsīn, dan Kitab Tajwīd.
2. Dalam bidang Hadis, Fiqh, dan Ushūl Fiqh: Soal Jawab: Tentang Berbagai Masalah Agama, Risalah Kudung, Pengajaran Shalat, Risalah Al-Fātihah, Risalah Haji, Risalah Zakāt, Risalah Ribā, Risalah Ijmā‘, Risalah Qiyās, Risalah Madzhab, Risalah Taqlīd, Al-Jawāhir, Al-Burhān, Risalah Jum‘at, Hafalan, Tarjamah Bulūg al-Marām, Muqaddimah Ilmu Hadis dan Ushūl Fiqh, Ringkasan Islam, dan Al-Fara‘idh.
3. Dalam bidang Akhlaq: Hai Cucuku, Hai Putraku, Hai Putriku, Kesopanan Tinggi Secara Islam.
4. Dalam bidang Kristologi: Ketuhanan Yesus, Dosa-dosa Yesus, Bibel Lawan Bibel, Benarkah Isa Disalib?, Isa dan Agamanya.
5. Dalam bidang Aqidah, Pemikiran Islam, dan Umum: Islam dan Kebangsaan, Pemerintahan Cara Islam, Adakah Tuhan?, Membudakkan Pengertian Islam, What is Islam?, ABC Politik, Merebut Kekuasaan, Risalah Ahmadiyah, Topeng Dajjāl, Al-Tauhid, Al-Iman, Hikmat dan Kilat, An-Nubuwwah, Al-‘Aqā’id, al-Munāzharah, Surat-surat Islam dari Endeh, Is Muhammad a True Prophet?
6. Dalam bidang Sejarah: Al-Mukhtār, Sejarah Isrā‘ Mi’rāj,
7. Dalam bidang Bahasa dan Kata Hikmat: Kamus Rampaian, Kamus Persamaan, Syair, First Step Before Learning English, Al-Hikam, Special Dictionary, Al-Nahwu, Kitab Tashrīf, Kamus Al-Bayān, dan lain-lain.
D. Pandangan A. Hassan terhadap Kristen
Sosok A. Hassan dikenal sebagai salah satu Ulama yang gigih dalam menjawab tantangan Kristenisasi. Ia banyak menulis untuk menjawab tantangan Kristenisasi yang sedang marak terjadi. A. Hassan dikenal mumpuni dalam bidang Kristologi. Karya-karya tulisnya yang mengungkap kesalahan dalam agama Kristen membahas tentang perihal Ketuhanan Yesus, bantahan terhadap Bibel yang bahkan dalam hal ini A. Hassan menunjukkan kesalahan dalam Kristen melalui kerancuan dalam Bibel itu sendiri dalam bukunya ”Bibel Lawan Bibel”. Buku lainnya berisi bantahan tentang disalibnya nabi isa yang dapat dilihat dalam bukunya ”Benarkah Isa Disalib?”. Serta dalam buku ”Isa dan Agamanya” A. Hassan menegaskan bahwa agama yang diajarkan oleh nabi Isa bukanlah agama Kristen sebagaimana yang diyakini oleh orang Kristen saat ini.
Gerakan Kristenisasi melalui sekolah-sekolah Kristen yang berkembang saat itu dilakukan dengan cara-cara atau propaganda yang halus, licin dan tidak jujur. Misalnya dengan tidak adanya kesempatan sholat Jumat bagi anak-anak muslim yang bersekolah di sekolah Kristen, bahkan pada hari Jumat sekolah dibuka hingga jam 1 dan pelajaran-pelajaran penting ditumpukkan pada hari itu. Keharusan bagi anak-anak muslim duduk di kelas pada saat pelajaran agama Kristen .
Pengetahuan A. Hassan dalam pengusaan Injil sangat mendalam sehingga Ia pernah diminta oleh ”Himpunan Pengarang-pengarang Islam” untuk menjadi ketua panitia dalam menjawab buku-buku Kristen yang dapat menyesatkan umat Islam. Pada saat itu A. Hassan belum menyanggupi amanah tersebut dikarenakan banyak amanah lainnya yang juga sangat penting, namun Ia tetap memberikan tanggapan dengan menulis jawaban terhadap buku-buku seperti itu . Bahkan A. Hassan meminta kaum muslimin untuk melaporkan jika ada buku Kristen yang menyinggung umat Islam.
Saya harap qaum muslimin kirim kepada saya buku-buku Kristen dan lainnya yang menyinggung Islam dengan cara yang tidak jujur. Mudah-mudahan dapat dijawab. Kami harap saudara-saudara yang merasa penting menyelamatkan anak-anak muslimin dari propaganda halus, licin, tidak jujur, dusta yang dilakukan oleh kaum Kristen. Membeli risalah ini untuk didermakan kepada anak-anak sekolah itu (anak muslim di sekolah kristen) .
A. Hassan pernah menulis buku yang berisi bantahan terhadap “Buku Isa dalam Al-Qur’an” yang penulisnya memakai nama Rifai Boerhanoe’ddin. Buku tersebut menggunakan nama penulis yang tidak dikenal yang kemungkinan merupakan nama samara. Alamat penerbit pun hanya mencantumkan ”Indonesia Publishing House” yang beralamat di Cimindi, Bandung. A. Hassan meyakini bahwa penulis buku propaganda yang menyesatkan tersebut bukanlah orang Islam.
Mereka itu bukan muslimin. Mereka itu adalah orang-orang Kristen pengecut. Mereka bukan gentlemen. Manusia yang berani dan gentlemen, tidak akan membikin propaganda- terutama propaganda agama – dengan cara yang mengelabui mata. Kita tidak akan keberatan orang membikin propaganda agamanya, dengan berani, dengan menunjukkan ajaran-ajaran dan isi agamanya, dengan terus terang .
Dalam buku tersebut A. Hassan memberikan bantahan terhadap buku propaganda yang dapat menyesatkan umat Islam karena menggunakan potongan-potongan dalil dari Al-Qur’an yang tidak diartika secara Qur’an, tetapi secara Kristen . Beberapa ayat yang dicantumkan pun disalah artikan dan sebagian lainnya diputar maknanya agar sesuai dengan keinginan si penulis. Dalam buku tersebut A. Hassan memberikan bantahan terhadap : kesamaan ibadat antara orang Kristen dengan ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur’an, bantahan terhadap pernyataan bahwa Allah dan nabi Muhammad berhenti/beristirahat pada hari Sabat (Sabtu) , bantahan terhadap kebolehan perkawinan antara Islam dan Kristen , dan jawaban terhadap sepuluh hukum Allah atau dikenal dengan ”The Ten Commandement” sebagaimana yang terdapat dalam Taurat.
Pemahaman A. Hassan terhadap Bibel misalnya ketika ia memberikan penjelasan tentang larangan membunuh manusia dalam ajaran Islam yang memiliki kekecualian dalam peperangan atau menjadi balasan bagi dosa yang dilakukannya. Hal ini sangat berbeda antara ajaran Kristen yang memiliki doktrin kasih sayang namun dalam Injil menunjukkan yang sebaliknya .
”Menurut Injil Lukas 22 : 36-38, 50, bahwa Isa suruh pengikutnya jual kain dan beli pedang, lalu seorang dari muridnya pancung penjaga gereja, tetapi kena dikupingnya, lalu putus kuping itu”
”Menurut Injil Matius 10 : 34-37 bahwa Isa ada berkata : Janganlah kamu sangka aku datang membawa keselamatan di atas bumi, Aku tidak datang membawa keselamatan, tetapi pedang. Aku datang untuk menceraikan seorang melawan bapanya dan anak perempuan melawan ibunya”.
Atau perihal larangan dalam berzina yang dalam Islam dengan tegas memberikan larangan yang tegas dalam berzina dan Islam memberikan hukuman yang sangat berat terhadap perzinaan, namun hal ini berbeda dengan ajaran dalam Injil.
”Menurut Bybel, Kejadian 19 : 30-38 bahwa dua anak perempuan nabi Luth berzina dengan Luth hingga dapat keturunan Mu-ab dab Ammun, dan menurut Samuwel II 11 : 2-27, bahwa nabi Dawud berzina dengan istri Uria, dan ia bikin tipudaya supaya Uria terbunuh di dalam peperangan; dan menurut Raja-raja I 11 : 1-4, bahwa nabi Sulaiman ada mempunyai isteri 900 (sembilan ratus) dan gundik 300 (tiga ratus). Buat orang Kristen yang diharamkan poligami: berkawin lebih dari satu. 1200 perempuan itu berarti zina 1199 kali. Orang Islam tidak percaya bahwa utusan-utusan Tuhan melakukan perbuatan yang sebegitu keji”.
D. 1. Sanggahan A. Hassan Terhadap Disalibnya Nabi Isa
Inti dari ajaran Kristen adalah keyakinan bahwa nabi Isa merupakan anak Tuhan yang dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia. Hal inilah yang senantiasa menjadi inti seruan dari pendeta-pendeta Kristen kepada manusia untuk diyakini.
Propagandis-propagandis dan guru-guru kristen selalu bertablig di hadapan murid-murid dan anak-anak Islam, dan juga dihadapan orang-orang muslim bahwa mereka menaruh harapan akan tertariknya mereka, bahwa nabi Isa itu anak Tuhan yang Tuhan jelmakan dia kedunia untuk mengurbankan dirinya. Terpalang di atas kayu salib untuk guna menebus dosa warisan manusia, dan nabi Isa itu adalah juru selamat yang datang untuk menyelamatkan alam dengan menyerahkan dirinya buat disalib dan dikutuk .
Inti tentang keyakinan ajaran Kristen tentang disalibnya nabi Isa dan menjadi penebus dosa manusia dapat ditelaah di Kitab injil pada :
- Mattius 26 : 31, 38-46, 27:35, 46-50
- Markus 14 : 34, 15:34, 34, 37
- Lukas 9 : 22; 22 : 43, 23 : 46
- Juhanna (Yohanes) 6 : 71, 18 : 1-11, 19 : 15, 18
- Galatiah 3 : 13
- Pilippi 2 : 9
- Ibrani 12 : 2
Pertentangan-pertentangan logika yang ada pada Injil menurut A. Hassan dapat ditelaah melalui :
1. Menurut hukum Taurat yang sepuluh orang Kristen tidak boleh menyembah selain daripada Allah, namun orang Kristen menyembah Tuhan Bapa, Tuhan Anak, Tuhan Ruh Kudus, Kayu Salib, Patung Maria dan lainnya. Jadi mereka langgar sendiri kitab penjanjian lama yang menjadi pokok ajaran mereka.
Setelah Isa manerima kutukan dan mati disalib, apakah sudah terhapus semua dosa manusia? Dosa yang manakah? Dan berdosakah orang yang tidak mau percaya kepada nabi isa? Bagaimana jika ada manusia yang berzina, mencuri, menipu, membunuh, berdosakah dia?
Yahuda yang menunjukkan nabi Isa kepada kaum Yahudi untuk dibunuh itu berdosakah dia? Pembesar negeri yang menyalib nabi Isa itu berdosakah ia?
Banyak terjadi pertentangan logika. Dalam Yuhanna 19:12, nabi Isa berkata : ”Orang-orang yang menyerahkanku kepadamu (pembesar negeri) ialah yang lebih besar dosanya”. Dan pada Lukas 22:22 menegaskan ”Cilakalah orang yang menyerahkan dia(Isa)”
Mengapa orang yang menyerahkan nabi Isa untuk disalib itu berdosa padahal Bapaknya mengirimnya kedunia untuk mati disalib? Seharusnya Yahuda yang menunjukkan untuk disalib tadi memperoleh ganjaran besar.
2. Injil menegaskan bahwa orang yang disalib adalah terlaknat dan dikutuk Allah (Galatiah 3 : 13 dan Ulangan 21 : 24). Aqal yang mana dan logika yang bagaimana yang dapat memuaskan satu fikiran yang waras, bahwa terlak’natnyaseseorang dan terbunuhnya itu dapat menebus dosa manusia keseluruhannya .
3. Nabi Adam dan Istrinya Hawa memakan buah dari pohon larangan yang kemudian hal ini menjadi dosa turunan bagi Adam dan keturunannya. Pertanyaannya adalah mengapa Tuhan tidak ampunkan saja dosa mereka berdua sebelum memiliki turunan. Mengapa ketika itu Tuhan tidak kirim anak-Nya yang Ia sangat kasihi untuk menebus dosa mereka berdua? Atau kirim seekor kambing atau kerbau yang jadi kurban penerbus dosa? Mengapa tidak disalib saja nabi Adam dan Hawa yang telah nyata bedosa agar Tuhan tidak perlu mengirim anaknya yang Ia cintai untuk dihinakan dengan disalib dan dibunuh?
4. Menurut Mattius 15:24 bahwa nabi isa tidak diutus melainkan buat kaum bani israil saja, dan tidak untuk kaum lainnya. Dan ditegaskan dalam Mattius 1:21 bahwa nabi isa penyelamat kaumnya dari dosa-dosa mereka, tidak kaum lainnya .
5. Saat disalib nabi isa berteriak : ”Hai Tuhanku, Hai Tuhanku! Mengapa engkau tinggalkan aku? Lalu ia berteriak sekeras-kerasnya lalu ia mati” (Mattius 27:46, Markus 14:33-34, 15:34, 37; Lukas 9 : 22). Mengapa Isa menangis dan minta terlepas dari siksaan salib dan mengapa pula malaikat tidak menolongnya, padahal nabi Isa memiliki malaikat sendiri (Mattius 13:41) .
6. Pada hari ketiga setelah penyaliban, malaikat turun ke kubur nabi isa dan menggulingkan batu besar di pintu kubur. Dan dihari ketiga pula kubur nabi isa telah terbongkar dan mayat nya sudah tidak ada lagi didalamnya (Markus 16:7, Lukas 24:24, Juhanna 20:2-4, Mattius 28:7). Isa telah bangkit dan telah pergi lebih dahulu ke negeri Galili. Kemudian sesudah duduk di kanan Bapaknya di langit ia turun ke dunia buat bertemu kaum dan sahabat-sahabatnya (Lukas 24:51, Pekerjaan Rasul-Rasul 1 : 9-11).
Hal inilah yang sangat mengherankan, turun naiknya nabi Isa ke dan dari langit itu terlihat seperti dari satu kampung ke kampung saja .
7. Sahabat nabi Isa menurut Injil ada 12. Salah seorangnya adalah Yahuda (Yudas) yang berkhianat dengan menunjukkan yang mana nabi Isa kepada penguasa dengan imbalan 30 keping uang perak (Mattius 26:45-50, Markus 14:43-46, Yuhanna 18:3-9). Semua sahabat lainnya meninggalkan nabi Isa saat ia ditangkap (Mattius 26:56, Markus 14:50).
Sekiranya nabi Isa memiliki kebesaran di dunia, tentunya ia juga akan memiliki sahabat yang juga orang-orang besar yang tidak akan berkhianat dan tidak akan meninggalkan sahabatnya saat ia ditangkap tentara penguasa, terlebih lagi yang mereka tinggalkan adalah guru dan nabi mereka. Tentu patut dipertanyakan buat apa nabi isa menemui sahabat-sahabat seperti ini Isa waktu Ia turun dari langit sesudah disalib .
8. Penulisan injil-injil rata-rata ditulis kira-kira setengah abad sesudah nabi Isa tidak ada. Apa kitab pengikut nabi Isa sebelum nabi Isa disalib? Apakah yakin yang ditulis itu merupakan wahyu Tuhan melalui para penulisnya?
Semua kitab Injil ditulis oleh orang lain, bahkan oleh orang yang tidak pernah bertemu nabi isa. Injil Mattius aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) tetapi yang aslinya sudah tidak ada dan yang ada adalah salinannya dalam bahasa Yunani dan tidak diketahui siapakah yang sudah menyalinnya dalam bahasa Yunani .
Markus adalah Murid Petrus yang merupakan pengikut nabi isa. Markus menuliskan Injil setelah meninggalnya Petrus yang kira-kira lima puluh tahun setelah nabi Isa tidak ada .
Injil Lukas ditulis oleh Lukas dalam bahasa Yunani. Lukas tidak pernah berjumpa nabi Isa dan bukan murid dari salah seorang sahabat nabi Isa. Ia hanya murid Paulus. Dari isi kitab tulisannya Lukas menuliskan injil sebagaimana pengarang biasa bukan karena wahyu atau ilham. Ia menuliskannya untuk salah seorang pembesar Roma yang berisi apa yang ia dengar dari orang lain. Seperti injil Markus. Injil Lukas inipun ditulis kira-kira 50 tahun setelah nabi Isa tidak ada.
9. Apakah ada diterangkan tatacara peribadatan yang diajarkan nabi Isa kepada kaumnya? Atau lebih luas lagi adakah tatacara mengatur negara dan hukum-hukum dalam pergaulan manusia, perdagangan dan lain sebagainya yang diperlukan dalam masyarakat manusia?
Perbedaan kaum Kristen terhadap nabi Isa sangat berbeda dengan pandangan Islam terhadap nabi Isa. Perbedaan itu adalah karena dalam Islam diyakini :
1. Isa adalah anak Maryam. Tuhan tidak beranak dan diperanakkan. (Al-Ikhlash 3-4)
2. Nabi Isa diutus kepada bani Israil untuk menyampaikan wahyu Ilahi kepada meraka (Ali Imran : 49). Dan dosa seseorang tidak dipikul oleh orang lain (Al-An’am : 164).
3. Qur’an tidak menyebut sahabat dan pengikutnya ada yang berkhianat dan meninggalkannya waktu akan ditangkap dan disalib.
4. Qur’an tidak menyatakan nabi Isa disalib dan mati.
5. Allah swt tidak memberikan kekuasaan mutlak kepada nabi Isa atau siapapun. Nabi Isa tidak lain adalah seorang hamba Allah dan dijadikan ia seorang rasul kepada bani Israil saja dan tidak kepada yang lainnya. (p. 20)
D. 2. Kerancuan dalam Injil
Kitab agama kaum Kristen yang sekarang adalah Turat dan injil. Taurat dinamakan perjanjian lama dan Injil dinamakan perjanjian Baru. Keduanya dinamakan Bijbel atau Kitab atau Kitab Suci .
Kitab Taurat
Kitab-kitab dan surat-surat yang termasuk dalam Kitab Taurat ada 47. Ada 38 kitab yang diterima oleh umumnya ketua-ketua agama Kristen, yaitu kitab-kitab :
1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamah
4. Bilangan
5. Ulangan
6. Yusya’
7. Hakim-hakim
8. Roth
9. Samuwel I
10. Samuwel II
11. Raja-raja I
12. Raja-raja II
13. Hikayat I 14. Hikayat II
15. Uzair
16. Nehemia
17. Ayub
18. Zabur
19. Perumpamaan
20. Pengajar
21. Syi’ir Sulaiman
22. Yesye’a
23. Ermiah
24. Ratapan
25. Hizqiel
26. Danial 27. Hosye’
28. Yu-iel
29. Aa-mus
30. Obadiah
31. Yunus
32. Miecha
33. Nahum
34. Habakkok
35. Safaniah
36. Hangga
37. Zakaria
38. Malachi
Pada zaman dulu, yang dinamakan Taurat ialah kitab nomor 1-5 karena merupakan kitab Nabi Musa, tetapi sekarang semua kitab-kitab sebelum nabi Isa dinamakan Taurat.
Bagian kedua kitab Taurat ada 9 kitab. Untuk 9 kitab ini ada sebagian yang menolak dan sebagian yang menerima, yaitu kitab-kitab :
1. Ester
2. Baruch
3. Sebagian Kitab Danial 4. Thubia
5. Jahudiyat
6. Hikmah (Wisdom) 7. Ekliziastik
8. Makkabe I
9. Makkabe II
Kitab Injil
Kitab-kitab, surah-surah, risalah-risalah yang terkandung di dalam Injil ada 27 yang terbagi dalam dua bagian. Pertama terdiri dari dua puluh yang umumnya diterima kaum Kristen, yaitu :
1. Injil Mattius
2. Injil Markus
3. Injil Lukas
4. Injil Juhanna
5. Risalah Perbuatan Rasul-rasul
6. Surat Paulus kepada Orang Rum
7. Surat Paulus kepada orang-orang Korintius I
8. Surat Paulus kepada orang-orang Korintius II
9. Surat Paulus kepada orang-orang Galatiah
10. Surat Paulus kepada orang-orang Apsus 11. Surat Paulus kepada orang-orang Pilippi
12. Surat Paulus kepada orang-orang Kolossi
13. Surat Paulus kepada orang-orang Saloniki I
14. Surat Paulus kepada orang-orang Saloniki II
15. Surat Paulus kepada orang-orang Timotius I
16. Surat Paulus kepada orang-orang Timotius II
17. Surat Paulus kepada Titus
18. Surat Paulus kepada Pilimun
19. Surat Petrus yang pertama
20. Surat Juhanna (kecuali beberapa perkataan)
Yang sebenarnya dinamakan injil pada jaman dahulu yaitu nomor 1-4, tetapi sesudah itu semua kitab-kitab agama sesudah nabi Isa dinamakan Injil.
Bagian kedua ada 7 kitab, yang sebagian orang Kristen menerima dan sebagian lainnya menolak, yaitu :
1. Surat Paulus kepada orang-orang Ibrani
2. Surat Petrus yang kedua
3. Surat Juhanna yang kedua
4. Surat Juhanna yang ketiga 5. Surat ya’qub
6. Surat Jahuda
7. Mimpi dari Juhanna
Kitab-kitab dalam agama Kristen tidak memenuhi syarat keabsahan kitab karena(p 7) :
1. Kitab tidak ditulis oleh nabi yang mendapat wahyu atau ditulis di hadapannya atau ditulis atas permintaanya.
2. Kitab asal (asli) yang menggunakan bahasa kitab itu juga dan bukan salinannya dalam bahasa lain.
3. Isinya mengandung ajaran dan petunjuk ke jalan lurus dengan berbagai aturan kehidupan di dunia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.
4. Isinya tidak boleh berlawanan antara satu dengan lainnya.
Dari sisi isi antar surat pada kitab Injil A. Hassan memberikan 21 contoh pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya pada Injil .
Pertentangan isi kitab misalnya dapat dijumpai misalnya tentang jumlah anak Benyamin. Pada Kejadian 46:21 anak Benyamin 10 orang, pada Bilangan 26:38 anak Benyamin 5 orang, pada Hikayat I 7:6 anak Benyamin 3 orang sedangkan di fasal 8 ayat 1 disebutkan 5 orang.
Contoh pertentangan antar ayat dalam Injil lainnya adalah engenai umur Ahaz-ya pada masa ia naik menjadi raja. Di Raja-rajaII 8:26 menyebutkan umur Ahaz-ya saat menjadi raja adalah 22 (dua puluh dua) tahun, sedangkan pada Hikayat II, 22:2 umur Ahaz-ya 42 (empat puluh dua) tahun saat ia menjadi raja. Tentunya ini merupakan kerancuan karena Ahaz-ya menggantikan posisi ayahnya menjadi raja yang meninggal saat usianya 40 tahun. Masih banyak lagi pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Sekiranya kitab suci itu (Injil) belum di-campuri oleh tangan manusia pada mengubahnya, tentulah tidak bisa terdapat perselisihan dan perlawanan yang terang-terang itu
Demikianlah pemaparan tentang pandangan A. Hassan terhadap Kristen. A. Hassan adalah seorang tokoh ulama yang gigih berjuang dalam dakwah Islam dengan berbagai hasil karyanya yang terus dikenang hingga hari ini. Semoga syi’ar dakwahnya terus berjaya dan menjadi salah satu suri tauladan bagi generasi penerus pengemban dakwah. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hassan. Isa dan Agamanya. Bahagian Pustaka Persatuan Islam. Bangil. 1958.
--------------. Bybel Lawan Bybel : Sebagai Sambungan bagi Risalah Isa dan Agamanya. Bahagian Pustaka Persatuan Islam. Bangil. 1958.
--------------. Benarkah Isa Disalib?. Bahagian Pustaka Persatuan Islam. Bangil. 1958.
--------------. Tarjamah Bulughul Maram. CV. Penerbit Diponegoro. Bandung. 2001.
Ibnul Qayyim, Al-Hāfizh. Kontribusi A. Hassan Terhadap Kajian Hadis Di Indonesia. http://fospi.wordpress.com/2008/05/04/kontribusi-a-hassan-terhadap-kajian-hadis-di-indonesia/
Mohammad, Herry dkk. Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. Gema Insani. Jakarta. 2006.
Muchtar, Latief. Gerakan Kembali ke Islam. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1998.
Mughni, Syafiq A. Hassan Bandung: Pemikir Islam Radikal. PT. Bina Ilmu (Cet. II) Surabaya. 1994.