Rabu, 27 Juni 2012

BADUI YANG UMMI PUN HAPAL AL-QUR’AN

BADUI YANG UMMI PUN HAPAL AL-QUR’AN


Oleh : DR.Ahmad Alim,Lc,M.A

Merupakan nikmat yang agung yang saya terima di bulan Sya’ban Tahun ini adalah saya diberi kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi tanah suci kembali. Kunjungan kali ini, saya mewakili Universitas Ibn Khaldun Bogor, dalam rangka mengikuti “Daurah Shaifiyah li asatidzah al-lughah al-arabiyyah”, sebuah training internasional untuk dosen-dosen bahasa Arab dan Studi Islam yang di adakan di Universitas Ummul Qura Mekah. Daurah ini pada mulanya digagas oleh Imam Masjidil Haram yaitu Syaikh DR Abdurrahman Sudais, yang disetujui oleh pihak kerajaan, dan diamanahkan kepada Universitas Ummul Qura sebagai pihak pelaksananya.

Dalam daurah ini, banyak ilmu yang saya dapatkan, lebih-lebih dalam masalah metodologi pengajaran bahasa arab untuk orang non Arab (al-arabiyah lighairi nathiqina biha). Lebih dari itu, rutin setiap selesai pelajaran di kelas, para peserta dibawa oleh pihak universitas untuk mengunjungi situs-situs sejarah tanah suci, dan menapak tilas perjuangan Rasulullah saw dan para shabatnya di Mekah dan Madinah.

Salah satu kunjungan yang sangat terkesan di benak saya, yaitu kunjungan ke jam’iyyah Tahfidz Al-Qur’an Masjidil Haram, sebuah lembaga tahfidz Al-Qur’an yang terletak di lantai dua masjidil Haram, tepatnya dekat pintu Mailk Fahd. Di situ, kami menyaksikan dua ribu para penghapal Al-Qur’an yang sedang khusyu’ menyetor hapalan mereka, mulai dari anak usia 4 tahun sampai dengan usia manula. Rasa penasaran dan kagum menyelimuti hati saya saat itu, betapa harunya saya melihat anak-anak usia dini melantunkan ayat-ayat Allah dengan begitu fasih dan merdu, saya coba dekati salah satu diantara mereka yang masih belia, kira-kira usia anak SD dan bertanya kepadanya, subhanallah.... ternyata ia dari Burma Mianmar yang sudah hapal Al-Qur’an di usia 10 tahunan.

Di sela-sela kunjungan, kami ditemani oleh Syaikh DR. Hasan Al-Bukhari,Al-Khafidz., beliau adalah bermarga Bukhari seorang ulama hadist terkenal yang tidak asing dikalangan kaum muslimin dunia. Beliau adalah ulama yang tawadhu, santun, ramah, dan berilmu tinggi. Nasehat-nasehat yang keluar dari lisannya, begitu menggugah jiwa siapa saja yang mendengarnya, bahkan tak jarang dari mereka yang meneteskan air mata, karena terharu dan tersentuh nuraninya.

Dalam kesempatan tersebut, Syaikh DR Hasan Al-Bukhari menyampaikan nasehat-nasehatnya pada kami tentang keutamaan menghapal Al-Qur'an. Bahwa tidak ada alasan bagi para pencari ilmu untuk tidak hapal Al-Qur’an. Al-Qur’an mudah dihapal, jaminan ini bukan datang dari manusia, tetapi datang langsung dari firman Allah,

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (QS.Al-Qamar 54:17)

Singkatnya, menghapal Al-Qur’an adalah semudah tersenyum. Sulit tidaknya tersenyum adalah tergantung kondisi hati yang bersangkutan. Tentu senyum sulit bagi orang yang hatinya dipenuhi kedengkian, dan sebaliknya, mudah bagi orang yang hatinya tulus dan bebas dari penyakit. Demikian juga dengan Al-Qur’an mudah dihapal bagi orang yang hatinya bersih dan memiliki tekad yang kuat. Sebaliknya sulit bagi orang yang hatinya kotor dan lemah cita-cita.

Selanjutnya Syaikh Hasan mengisahkan fakta yang dijumpainya di salah satu perkampungan dekat Madinah Munawarah. Saat itu, beliau menyampaikan muhadharah (pengajian) dengan tema keutamaan Al-Qur’an dan menghapalnya. Hadir di situ ratusan warga setempat dengan penuh antusias menyimak apa yang diutarakan oleh syaikh. Selesai pengajian, tiba-tiba ada seorang badui, usianya sudah setengah baya, dengan wajah terharu, dan terbata-bata ia mulai berbicara, "wahai syaikh sesungguhnya aku hanyalah seorang badui yang hanya bisa menggembalakan onta di padang pasir, saya “ummi” alias tidak bisa membaca apalagi menulis, tetapi setelah mendengar nasehat antum tadi, subhanallah hati saya amat terharu, hati kecil saya tergugah dengan lantunan ayat Al-Qur'an, demi Allah saya ingin mengisi sisa umur saya ini dengan Al-Qur'an, tolong syaikh, tolong ajari saya, ajari saya....", Syaikh Hasan menatap wajah badui tersebut dengan mata berkaca-kaca, terharu akan semangat dan antusias yang keluar dari nurani seorang hamba yang jujur dan ikhlas, seraya beliau berkata," walaqad yassarnal qur'ana liddzikri fahal min mudzakir, sungguh Allah telah memudahkan Al-Qur'an untuk dihapal bagi orang-orang yang memang tulus untuk mengambil pelajaran darinya". Sesaat Syaikh Hasan terdiam sejenak, berfikir apa yang harus dilakukan untuk membantu memudahkan hapalan sang badui tersebut. Tidak lama kemudian, beliau berkata, " saudaraku, insyaallah saya akan kesini lagi bertemu denganmu minggu depan, ada sesuatu yang ingin saya hadiahkan untukmu". Mendengar hal itu, sang badui pun menganggukkan kepala, tanda bahwa ia setuju dan sepakat dengan apa yang dijanjikan oleh Syaikh Hasan tersebut. Waktu berlalu, tidak terasa hari yang ditunggu telah tiba. Tampak dari sosok laki-laki yang mengenakan jubah putih yang dilengkapi serban putih terurai di kepala yang tidak lain itu adalah Syaikh hasan, di tangannya tampak bingkisan yang dijanjikan minggu yang lalu, dengan senyum yang begitu khas dan wajah yang begitu ramah syaikh Hasan menyapa seraya berucap assalamu'alaikum ya akhil habib, sambil memeluk sang badui yang sudah sejak tadi menunggunya di depan pintu masjid, "barakallahu fikum, kaifa halukum, hayyakumullah, kaifa ahlikum..... semoga Allah memberkahimu, bagaimana kabarmu, semoga Allah memuliakanmu, bagaimana kabar keluargamu...". Subhanallah..... kata-kata indah yang penuh berkah, penyejuk hati, pelipur jiwa, seakan embun yang menetes di padang pasir yang gersang. Kebiasaan ini sudah menjadi ciri khas syaikh Hasan ketika bertemu murid-muridnya dan juga semua orang yang bertmu dengannya. Marhaban bikum syaikhuna.... ahlan bikum... ucap badui menyambut kedatangan syaikh. Lalu syaikh Hasan menyerahkan satu paket hadiah berupa kaset murattal 30 juz dengan qari’ terkemuka sekaligus imam masjid Nabawi Madinah yaitu Syaikh Ali Abdurrahman Al-Hudzaifi. Setelah satu paket kaset murattal diterima, syaikh hasan berpesan pada sang badui,”dengarkan kaset ini dengan seksama dan hati yang khusyu’, lalu tirukan, dan jangan lupa lakukan itu setiap hari secara berulang-ulang”.

Setahun kemudian, pihak masjid -dimana sang badui berjama’ah di sana- mengundang Syaikh Hasan untuk kembali menyampaikan ceramah ramadhan. Pada kesempatan kali ini ada satu kejutan yang tak terduga oleh Syaikh Hasan, bahwa di tengah-tengah pengajian berlangsung, tiba-tiba sosok Badui berdiri dan berkata, “jazakumullah semoga Allah membalas kebaikan Syaikh Hasan, saya bersyukur sekali pada Allah yang telah memudahkan saya untuk menghapal Al-Qur’an, walaupun sebenarnya saya adalah orang yang buta huruf yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah, saya hanya modal kaset yang dihadiahkan oleh Syaikh hasan, lalu aku mendengarkannya setiap hari, bersama itu pula hatiku dibukakan untuk dapat menghapalnya”.

Dari peristiwa ini, banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil, bahwa menghapal Al-Qur’an adalah perkara yang mudah, kemudahan tersebut dapat dimiliki siapa saja yang mau mendapatkannya, dan ini adalah jaminan kemudahan dari Allah. Oleh karena itu, sudah saatnya kita untuk mulai menghapal Al-Qur’an.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (الحديد:16)

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik" ( QS. Al-Hadiid: 16)

Ada banyak cara untuk memudahkan kita dalam menghapal Al-Qur’an, diantaranya adalah dengan cara mengulang-ngulang bacaan. Misalnya saja jika kita ingin menghafalkan surat An-Nisa, maka kita bisa mengikuti teori yag dikemukakan oleh Imam Masjid Nabawi Syaikh Dr. Abdul Muhsin Al Qasim berikut ini:

1- Bacalah ayat pertama 20 kali:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا {1}

2- Bacalah ayat kedua 20 kali:

وَءَاتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا {2}

3- Bacalah ayat ketiga 20 kali:

وَإِنْ خِفْتُمْ أّلاَّتُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانكِحُوا مَاطَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّتَعُولُوا {3}

4- Bacalah ayat keempat 20 kali:

وَءَاتُوا النِّسَآءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفَسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا {4}

5- Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.

6- Bacalah ayat kelima 20 kali:

وَلاَتُؤْتُوا السُّفَهَآءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {5}

7- Bacalah ayat keenam 20 kali:

وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَابَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَأْكُلُوهَآ إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهَدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللهِ حَسِيبًا {6}

8- Bacalah ayat ketujuh 20 kali:

لِّلرِّجَالِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا {7}



9- Bacalah ayat kedelapan 20 kali:

وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُوْلُوا الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {8}

10- Kemudian membaca ayat ke 5 hingga ayat ke 8 untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.

11- Bacalah ayat ke 1 hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya hingga selesai seluruh al Quran, dan jangan sampai menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat dalam mengulang dan menjaganya. Selamat mencoba.